kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ditanya mengenai reshuffle, Menteri ESDM memilih berpantun


Rabu, 28 September 2011 / 20:38 WIB
Ditanya mengenai reshuffle, Menteri ESDM memilih berpantun
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Isu reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II terus menggelinding. Dalam menanggapinya, reaksi para menteri pun beragam. Seperti yang dilakukan oleh Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh yang justru memilih untuk berpantun dalam menjawab pertanyaan wartawan.

"Begini ya, daripada main ketapel lebih baik makan rujak. Daripada bicara reshuffle lebih baik nonton lawak," katanya seusai mengikuti sidang kabinet, Rabu (28/9).

Menurut Darwin, reshuffle tidak perlu menjadi polemik dan persoalan. Pasalnya hal tersebut sepenuhnya merupakan hak dari Presiden. "Itukan hak Presiden kita bekerja saja. seperti waktu diangkat menteri, kemudian dievaluasi itu hak beliau," katanya.

Sementara itu, Menteri Perumahan Rakyat Monoarfa yang juga disebut bakal di-reshuffle langsung menghindar dari kerumunan wartawan. Dia langsung bergegas menuju mobil dinasnya Toyota Royal Salon dengan plat nomor RI 44.

Kemudian, Menteri Perhubungan Freddy Numberi tampak tenang seusai mengikuti rapat kabinet. Justru, Freddy dengan santai masih bersedia meladeni berondongan pertanyaan dari sejumlah pewarta.

Sebagai informasi, rapat kabinet kali ini terbilang cukup istimewa mengingat digelar secara tertutup. Pasalnya agenda rapat kali ini menyangkut paparan dari Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) perihal kinerja pemerintahan yang sudah berjalan dalam kurun waktu dua tahun ini.

SBY sendiri dalam rapat kabinet pernah menyinggung masih belum optimalnya kinerja di setiap kementerian dan lembaga (K/L). Salah satu contoh, belanja modal K/L masih minim. SBY dengan tegas meminta ada evaluasi dan pembenahan menyangkut masalah ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×