kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dipuji, Upaya Pemerintah Masukkan UMKM ke dalam Rantai Pasok Global


Selasa, 22 November 2022 / 15:13 WIB
Dipuji, Upaya Pemerintah Masukkan UMKM ke dalam Rantai Pasok Global
ILUSTRASI. Perajin UMKM menyelesaikan pembuatan kerajinan kayu suvenir resmi KTT G20 Bali di Kawasan Wedoro, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (7/11/2022).


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya pemerintah dalam mendorong pelaku koperasi; usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM); dan industri mikro dan kecil untuk masuk ke dalam rantai pasok global mendapatkan apreasiasi dari sejumlah ekonom dan pelaku industri.

Sistem rantai pasok global yang inklusif dipandang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Upaya ini merupakan salah satu dari empat rekomendasi Satuan Tugas B20 untuk Perdagangan dan Investasi kepada para pemimpin dunia yang tergabung dalam G20 pada Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali, beberapa waktu silam.

Pengamat usaha mikro dan kecil Handy Setyawan mengatakan, rekomendasi ini sangat tepat, mengingat partisipasi UMKM Indonesia dalam rantai pasok global masih minim, yakni sekitar 4,1%, atau lebih rendah ketimbang Malaysia yang sudah mencapai 46,2%, Thailand 29,6%, Vietnam 20,1% dan Filipina 21,4%.

Baca Juga: Dorong UMKM Naik Kelas, Ditjen PKTN Tekankan Pentingnya Standardisasi dan Sertifikasi

"Rekomendasi ini merupakan milestone dari komitmen pemerintah untuk mengembangkan sektor UMKM di Indonesia. UMKM merupakan sektor yang terbukti mampu bertahan di masa krisis, baik itu krisis moneter 1998, krisis keuangan 2008, hingga pandemi Covid-19," ujar Handy alumni jurusan Hukum Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam keterangannya, Selasa (22/11).

Menurutnya, rekomendasi ini semakin relevan di tengah dinamika dunia yang menghadapi ketidakpastian global, potensi resesi akibat kenaikan sejumlah komoditas, dan daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih.

Handy menambahkan, hal yang paling dibutuhkan para pelaku UMKM saat ini adalah peningkatan akses pemodalan hingga digitalisasi guna menyesuaikan perubahan pola konsumsi pasca pandemi Covid-19.

Senada dengan Handy, pengamat ekonomi dan Direktur CELIOS (Center of Economics and Law Staudies) Bhima Yudhistira mengatakan, sektor UMKM berperan penting dalam digitalisasi dalam pemulihan perekonomian nasional.

Menurutnya, semakin banyak UMKM yang masuk ke dalam ekosistem digital, semakin tinggi pula inklusivitas keuangan. Ia juga menekankan pentingnya pembinaan terhadap UMKM secara berkelanjutan.

Baca Juga: Jaga Daya Beli Masyarakat, Ini Saran Ekonom ke Pemerintah

"Pendampingan secara berkelanjutan, serta mendorong investasi akses internet dapat menjadi solusi atas kendala yang dihadapi oleh para pelaku UMKM," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×