kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Digitalisasi pengaruhi tren rekrutmen pekerja


Rabu, 22 November 2017 / 20:21 WIB
Digitalisasi pengaruhi tren rekrutmen pekerja


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren digitalisasi di beragam sektor industri akan pengaruhi perusahaan dalam merekrut pekerja terampil (skilled labour) tahun depan.

Robert Walters, perusahaan konsultan rekrutmen global dalam laporan bertajuk Salary Survey 2018 menyebutkan kebutuhan akan tenaga terampil bidang teknologinya makin banyak.

Penyebabnya kata Rob Bryson, Country Manager Robert Walters Indonesia lantaran perusahaan kini makin bergantung terhadap data statistik dan analisis data untuk mengambil keputusan-keputusan strategis.

"Tren digitalisasi memacu banyak bisnis ciptakan platform online guna meningkatkan daya saing dan memperlebar jangkauan terhadap konsumen," kata Rob saat paparan hasil survei, Rabu (22/11) di Jakarta.

Di sektor teknologi sendiri, Rob memperkirakan permintaan akan pekerja teknologi kreatif serta data scientist dengan kemampuan mengolah big data akan terus berlanjut.

Rob tambahkan, lantaran permintaan yang tinggi, para pekerja di sektor teknologi bisa dapatkan kenaikan gaji hingga 40% saat berpindah perusahaan.

Selain sektor teknologi, beberapa sektor lainnya yang diprediksi akan serap banyak tenaga kerja terampil tahun depan adalah fintech, dan logistik.

Meskipun terdapat banyak kebutuhan terhadap pekerja terampil, namun Karina Saridewi, Manager Accounting and Finance Division Robert Walters sebut bahwa masih ada kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan pekerja terampil tersebut.

"Kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan diperkirakan hingga 2020 bisa capai 56%," kata Karina dalam kesempatan yang sama.

Banyak faktor, mulai dari sistem pendidikan hingga masih banyaknya pekerja tak terampil (unskilled labour) yang dominasi pasar kerja jadi penyebab kesenjangan tersebut.

"Karena minimnya ketersediaan, perusahaan berani bayar mahal. Di perbankan misalnya, pekerja mid level dengan pengalaman lima tahun bisa digaji Rp 15 juta hingga Rp 20 juta," sambung Karina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×