kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.471   -8,29   -0,11%
  • KOMPAS100 1.155   0,80   0,07%
  • LQ45 915   1,71   0,19%
  • ISSI 226   -0,58   -0,26%
  • IDX30 472   1,50   0,32%
  • IDXHIDIV20 570   2,43   0,43%
  • IDX80 132   0,27   0,20%
  • IDXV30 140   1,10   0,79%
  • IDXQ30 158   0,52   0,33%

Deflasi 3 bulan berturut-turut, pemerintah belum ambil langkah baru


Kamis, 01 Oktober 2020 / 17:40 WIB
Deflasi 3 bulan berturut-turut, pemerintah belum ambil langkah baru
ILUSTRASI. BPS mencatat deflasi terjadi dalam dalam tiga bulan berturut turut.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat  deflasi terjadi dalam dalam tiga bulan berturut turut, yakni pada Juli sebesar 0,10% dan berlanjut pada Agustus dan September yang juga terjadi deflasi 0,05%.

Kendati demikian, pemerintah belum mengambil langkah baru untuk memulihkan daya beli. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu Nathan hanya menyampaikan kondisi deflasi tiga bulan berturut-turut menunjukkan jumlah permintaan belum tumbuh optimal.

Menurutnya, jumlah permintaan belum bertumbuh seperti yang diharapkan sebab pertumbuhan ekonomi masih berada di jalur negatif. “Tentunya ini menjadi sinyal bagi pemerintah, interpretasinya bahwa sisi permintaan masih belum pulih. Sepanjang pertumbuhan ekonomi masih negatif, biasanya inflasi akan rendah dan dalam konteks ini tiga bulan berturut turut terjadi deflasi,” kata Febrio dalam konferensi pers, Kamis (1/10).

Baca Juga: BPS: Deflasi 3 bulan berturut akibat daya beli masih lemah

Dalam hal stimulus fiskal, Kemenkeu sudah memberikan anggaran perlindungan sosial sebesar Rp 203,9 triliun di program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2020. Sampai dengan 28 September 2020 realisasinya mencapai Rp 150,86 triliun setara 73,84% dari total pagu.

Seiring berkembangnya dampak pandemi, program perlindungan sosial yang bertujuan untuk menjaga demand masyarakat mengalami perubahan. Pada akhir Agustus lalu pemerintah meluncurkan program subsidi gaji karyawan dan bantuan produktif untuk usaha mikro.

Sayangnya, program baru tersebut belum terespons oleh ekonomi dalam negeri, yang tercermin pada deflasi September sebesar 0,05%. Tidak memungkiri, Febrio mengatakan hal ini menjadi  tanda bagi pemerintah bahwa permintaan harus meningkatkan sisi permintaan. Namun memang sayangnya pemerintah belum punya ide baru.

Yang jelas, otoritas fiskal tetap berusaha untuk memaksimalkan penyaluran anggaran dari program-program perlindungan sosial yang sudah ada, meski belum tentu ampuh. “Jadi masih harus kami pastikan seperti perlinsos masih lanjut terus sampe akhir tahun dan sudah lumayan on schedule. Setiap bulan ada disbursement,” kata Febrio.

Selanjutnya: PMI turun lagi, deflasi Indonesia masih berlanjut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×