Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia akan memperlebar defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2021 hingga 5,2% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Hal itu lantaran masih terjadi kondisi ketidakpastian terhadap ekonomi global akibat pandemi virus corona (Covid-19). Sehingga defisit yang sebelumnya disepakati bersama DPR sebesar 4,15% PDB alan diperlebar.
Baca Juga: Jokowi minta pelebaran defisit APBN 2021 fokus untuk pemulihan ekonomi
"Presiden memutuskan memperlebar defisit menjadi 5,2% dari PDB, jadi lebih tinggi lagi dari desain awal yang sudah disepakati," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani usai rapat terbatas, Selasa (28/7).
Sebelumnya defisit APBN disepakati sebesar 4,15% dari PDB. DPR pun memberikan catatan dan komitmen agar defisit bisa lebih lebar hingga 4,7%.
Keputusan presiden tersebut diambil lantaran kondisi yang masih belum pasti terkait penanganan Covid-19 secara global dan nasional. Di nasional sendiri, Sri bilang penanganan Covid-19 pada semester kedua penting terhadap pemulihan ekonomi.
Penanganan yang baik beriringan dengan dibukanya kembali aktivitas ekonomi akan membuat ekonomi Indonesia berpeluang kembali naik. "Kalau penanganan efektif dan berjalan seiring pembukaan aktifitas ekonomi, maka ekonomi akan bisa recover," terang Sri.
Baca Juga: Jokowi: Indonesia diprediksi jadi sebagai negara dengan pemulihan ekonomi tercepat
Pelebaran defisit terebut akan membuat cadangan belanja pemerintah yang semakin besar. Sri bilang Indonesia memiliki cadangan belanja hingga Rp 179 triliun.
Hal itu akan diprioritaskan untuk sejumlah sektor. Antara lain sektor ketahanan pangan, pengembangan kawasan industri beserta infrastruktur, pengembangan teknologi informasi dan komunikasi, serta pendidikan dan kesehatan.
"Menekankan pendidikan dan kesehatan terutama penanganan Covid-19 pasca tahun 2020 dan dukungan untuk biaya vaksin," jelas Sri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News