kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.561.000   59.000   2,36%
  • USD/IDR 16.802   8,00   0,05%
  • IDX 8.585   -61,06   -0,71%
  • KOMPAS100 1.186   -11,81   -0,99%
  • LQ45 849   -10,77   -1,25%
  • ISSI 307   -1,83   -0,59%
  • IDX30 437   -3,43   -0,78%
  • IDXHIDIV20 510   -2,95   -0,57%
  • IDX80 133   -1,59   -1,18%
  • IDXV30 138   -0,57   -0,42%
  • IDXQ30 140   -0,82   -0,59%

Darmin Nasution sebut komoditas pertanian paling sulit ditangani


Jumat, 18 Oktober 2019 / 22:15 WIB
Darmin Nasution sebut komoditas pertanian paling sulit ditangani
ILUSTRASI. Menko Perekonomian Darmin Nasution (tengah) memberikan keterangan kepada wartawan seusai menggelar rapat koordinasi tingkat menteri mengenai Evaluasi Kebijakan Penurunan Tarif Angkutan Udara di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (8/7/2019). Pemer


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku, beragam macam komoditas di sektor pertanian menjadi hal yang sulit dikendalikan selama bekerja di bawah kabinet kerja.

Dia menyebut, komoditas tersebut antara lain beras, gula, daging, bawang putih hingga telur. "Intinya memang pertanian," ujar Darmin, Jumat (18/10).

Baca Juga: Beragam kesan sejumlah menteri terhadap sosok Darmin Nasution

Menurut Darmin, alasan mengapa komoditas-komoditas tersebut sulit ditangani karena berkaitan dengan data. Dia menjelaskan, kementerian terkait kerap tak sepakat terkait masalah data. Padahal, menurutnya bila data tidak disepakati maka akan muncul masalah lain.

Terkait dengan data beras, Darmin menyebut sudah mulai ada perbaikan. Tetapi, ke depan, akan ada perbaikan-perbaikan lebih lanjut supaya data perberasan lebih akurat.

Darmin mengaku memutuskan melakukan impor kalau memang pasokan di dalam negeri dianggap tidak mencukupi.

Baca Juga: Pertumbuhan ekonomi kuartal tiga diproyeksi berat menembus 5%

Walaupun mengundang pro dan kontra dari banyak pihak, tetapi Darmin berpendapat impor yang dilakukan berhasil menstabilkan tingkat inflasi dalam beberapa waktu terakhir.

"Kita bisa lihat inflasinya 3,2%-3,3%, belum pernah republik kita menikmati stabilitas seperti itu dalam waktu 5 tahun berturut-turut," kata Darmin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×