Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) melaporkan bakal mengelola aset ratusan BUMN mulai dari anak, cucu hingga cicit. Tak sampai di situ, Danantara juga turut merangkul aset negara yakni Gelora Bung Karno.
Menanggapi hal ini, Direktur Utama Pusat Pengelolaan Kompleks GBK (PPK GBK), Rakhmadi A. Kusumo mengatakan bahwa pihaknya mendukung rencana Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat pengelolaan aset negara secara profesional dan berkelanjutan.
“Terkait rencana Danantara untuk merangkul aset-aset strategis termasuk GBK, kami siap mengikuti arahan dari Bapak Presiden Republik Indonesia serta Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) selaku pembina kami,” ujarnya kepada KONTAN, Selasa (29/4).
Baca Juga: Prabowo Ingin Danantara Bereskan Seluruh BUMN
Meski demikian, Rakhmadi mengaku, PPKGBK yang saat ini berstatus sebagai Badan Layanan Umum (BLU) di bawah Kemensetneg, pihaknya masih menunggu koordinasi terkait kemungkinan perubahan bentuk kelembagaan sesuai tahapan dan kebijakan pemerintah.
“Kami percaya, apapun bentuk kelembagaannya nanti, yang terpenting adalah tetap menjunjung prinsip tata kelola yang baik dan memberikan manfaat optimal bagi negara dan masyarakat,” terangnya.
Lebih lanjut, Rakhmadi menambahkan, terkait prahara yang tengah berlangsung antara PPK GBK dengan Hotel Sultan kelolaan PT Indobuildco besutan Pontjo Sutowo, pihaknya masih terus menempuh proses hukum untuk mendapatkan penyelesaian sengketa.
“Terkait dengan penyelesaian Hotel Sultan, kami akan terus melakukan proses hukum yang sedang berjalan dengan kepentingan negara akan tetap menjadi landasan utama dalam penyelesaiannya,” tandasnya.
Sebelumnya, CEO Danantara, Rosan P. Roeslani mengungkapkan, Danantara telah resmi menggenggam aset dan dividen 844 perusahaan pelat merah sejak 21 Maret 2025.
Rosan juga menegaskan, pengelolaan aset terhadap ratusan perusahaan pelat merah itu sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 Tahun 2025 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Biro Klasifikasi Indonesia Untuk Pendirian Holding Operasional.
“Jadi itu anak, cucu, cicit, perusahaan BUMN kalau ditotal itu ada 844 perusahaan. Dan itu sudah resmi berada di kepemilikan Danantara sejak 21 Maret yang lalu,” jelasnya saat ditemui usai acara Town Hall Danantara Indonesia, Jakarta, Senin (28/4).
Baca Juga: Menilik Ulang Nasib Emiten BUMN yang Tergabung di Danantara
Dengan demikian, tambah Rosan, pihaknya saat ini sudah bisa melakukan konsolidasi pada tiap perusahaan tersebut. Adapun, nilai kelolaan aset dari ratusan perusahaan BUMN itu disebut-sebut tembus hingga US$ 982 miliar atau sekitar Rp 16.508 triliun (asumsi kurs: Rp 16.810/US$).
Tak hanya mengelola aset dan dividen Danantara, aset negara yang saat ini dikelola di bawah Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) juga diwacanakan bakal menjadi kelolaan Danantara.
Salah satu contohnya yakni Kawasan Gelora Bung Karno (GBK) yang saat ini dikelola oleh Badan Layanan Umum (BLU) Kemensetneg yakni PPKGBK atau Pusat Pengelola Komplek Gelora Bung Karno.
“Nah jadi GBK dan seluruh lokasi yang ada di sini akan dimasukkan ke dalam Danantara dan akan dilakukan perencanaan yang matang agar ini menjadi aset yang produktif,” jelasnya.
Selanjutnya: Promo J.CO dengan Byond by BSI, Cashback 50% Berakhir Hari Ini 30 April 2025
Menarik Dibaca: 4 Tanaman Hias Tahan Lama yang Cocok untuk Rumah Modern Tahun 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News