kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Dahlan cemas namanya dicatut dalam tender PLTU


Rabu, 27 Februari 2013 / 22:05 WIB
Dahlan cemas namanya dicatut dalam tender PLTU
ILUSTRASI. Ilustrasi harga emas siang ini di Pegadaian, Kamis 14 Oktober 2021. ANTARA FOTO/FB Anggoro/foc.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kedatangan Menteri Badan Usaha Milik Negara, Dahlan Iskan ke kantor Komisi Pemberantasan KorupsiĀ  (KPK) memiliki alasan tersendiri. Dia khawatir terjadi proses kongkalikong dalamĀ  proses pemenangan Tender PLTU di Kalimantan Timur dan Riau. Bahkan, dalam proses tender tersebut, Dahlan merasa namanya dibawa-bawa oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.

"Yang paling saya khawatirkan adalah siapa tahu ada orang yang memanfaatkan nama saya, tanpa sepengetahuan saya," kata Dahlan di Gedung KPK, Rabu (27/2).

Untuk memperjelas persoalan itu, Dahlan memohon kepada KPK untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan atas tender tersebut.

Sepengetahuan Dahlan, nilai proyek PLTU itu sekitar Rp 800 miliar per satu PLTU. Di sini ada dua PLTU yakni Kalimantan Timur dan Riau. Jadi total nilai proyek tersebut berkisar Rp 1,6 miliar.

Menurut Dahlan, ia sudah beberapa kali meminta kepada panitia tender untuk melakukan pengecekan ulang atas proses pemenangan tender tersebut, namun hasilnya tidak seperti yang dikehendaki. Untuk membersihkan namanya, Dahlan merasa perlu meminta KPK turun tangan dalam menyelidiki persoalan pemengan tender PLTU tersebut. Dengan demikian, akan ketahuan siapa dalang di balik pemenangan tender tersebut.

Proses tender PLTU ini terjadi pada masa Dahlan menjadi Direktur Utama PLN tahun 2011 yang lalu. Maka, sebagai dirut, Dahlan merasa bertanggungjawab jika di dalam proses tender itu ada dugaan suap atau korupsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×