kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Daftar tunggu haji semakin panjang


Jumat, 13 Juli 2012 / 06:45 WIB
Daftar tunggu haji semakin panjang
ILUSTRASI. Petugas menunjukkan benih lobster yang hendak diselundupkan dari Bandara Juanda saat rilis di Mako Lanudal Juanda Surabaya, Sidoarjo, Jawa Timur, ANTARA FOTO/Umarul Faruq/aww.


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Dadan M. Ramdan

JAKARTA. Menunaikan ibadah haji bagi umat Muslim di Indonesia semakin berat saja. Bukan hanya biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) yang terus naik, daftar tunggu haji juga semakin mengular panjang.

Muhammad Baghowi, anggota Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengatakan, berdasarkan hasil rapat dengan Kementerian Agama terungkap, daftar antrean jemaah haji sudah mencapai 2 juta orang. "Rata-rata pendaftar haji tahun ini sekitar 2.000-3.000 jemaah per hari," ujarnya, Kamis (12/7).

Lantaran antrean calon jamaah haji makin banyak, bagi yang mendaftar saat ini kemungkinan baru bisa berangkat haji delapan hingga sembilan tahun kemudian. "Bahkan ada yang harus nunggu sampai 14 tahun, tergantung daerahnya. Jadi setiap daerah akan memilih daftar yang paling duluan dan berumur tua," ungkap Baghowi.

Anggito Abimanyu, Dirjen Haji dan Umrah Kementerian Agama menyebutkan, daftar tunggu haji semakin panjang karena banyak calon jamaah yang sebetulnya sudah pernah naik haji tapi mendaftar lagi. Maka itu, pemerintah berharap, agar mereka yang sudah berhaji tidak mendaftar lagi. "Kasih kesempatan yang belum berangkat," kata dia.

Agar daftar calon jamaah tak semakin panjang, pemerintah mengupayakan agar kuota haji ditambah. Tahun ini, pemerintah mengusulkan ke Pemerintah Arab Saudi agar menambah kuota haji sebanyak 30.000 jamaah.
Tahun ini, kuota haji Indonesia sebanyak 211.000 orang jamaah. Terdiri 194.000 jemaah haji kelompok reguler dan 17.000 berasal dari jemaah ONH plus.

Soal biaya haji tahun ini, pemerintah dan DPR telah menyepakati naik menjadi sebesar Rp 34 juta per jemaah. Tahun lalu ongkos haji hanya sebesar Rp 30 juta. BPIH naik karena terjadi kenaikan harga avtur dan nilai tukar rupiah yang melemah. "Tahun lalu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat sebesar Rp 8.800, sekarang Rp 9.400," kata Baghowi.

Anggito menambahkan, pemerintah dan DPR sudah maksimal menekan biaya haji tahun ini dengan mempertimbangkan berbagai komponen biaya. "Tapi karena avtur naik, BPIH naik juga," katanya.

Tapi, Anggito berjanji, pemerintah bakal terus meningkatkan pelayanan haji sejalan kenaikan ongkos haji. Salah satunya dengan menambah petugas haji sehingga menjadi 3.945 orang.

Selain itu, pemondokan haji pun jaraknya semakin dekat dengan Masjidil Haram. Selain itu, pemerintah juga akan lebih memperhatikan katering yang kerap bermasalah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×