kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Core: Sektor Jasa dan Industri Akan Bergerak Positif pada Tahun Ini


Kamis, 28 April 2022 / 19:26 WIB
Core: Sektor Jasa dan Industri Akan Bergerak Positif pada Tahun Ini
ILUSTRASI. Fasilitas produksi kendaraan?PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia atau TMMIN di Karawang, Jawa Barat, saat dikunjungi oleh Presiden Joko Widodo, Selasa (15/2/2022).


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Investasi/ Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) mencatat, realisasi investasi di sektor manufaktur sepanjang kuartal I-2022 mencapai Rp 103,5 triliun. Pencapaian ini memberikan kontribusi sebesar 36,6% dari total realisasi investasi pada kuartal I-2022 yang menembus Rp 282,4 triliun.

Secara persentase, proporsinya merupakan yang tertinggi sejak tahun 2018 hingga 2019 yang ada pada kisaran 30,8%-31,6%, meskipun masih di bawah sektor jasa yang proporsinya berada pada kisaran 44%.

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan, jika dilihat dari komponen lapangan usaha, industri manufaktur yang menyumbang realisasi investasi di Kuartal I-2022 merupakan sektor-sektor yang sebelumnya juga menjadi penyumbang dari realisasi investasi di sektor manufaktur salah satunya industri logam dasar yang merupakan produk hilirisasi dari pertambangan nikel.

“Seperti yang kita tahu upaya pemerintah untuk mendorong hilirisasi nikel cukup masif setidaknya dalam satu tahun ke belakang,” ujar Yusuf kepada Kontan.co.id, Kamis (28/4).

Baca Juga: Realisasi Investasi Industri Manufaktur Capai Rp 103,5 Triliun pada Kuartal I

Untuk tahun ini sendiri, Yusuf memperkirakan akan melanjutkan tren pertumbuhan positif seiring dengan masih berlanjutnya investasi smelter di dalam negeri.

“Lebih jauh jika pemerintah berhasil menindaklanjuti pertemuan Elon Musk beberapa waktu yang lalu juga bisa menjadi potensi investasi terutama di sisi hilir dari produk turunan nikel,” jelasnya.

Sementara untuk industri manufaktur padat karya yang lain seperti industri otomotif juga akan didorong sentimen berlanjut pemulihan ekonomi dan masih berlakunya insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk produk otomotif. Dengan meningkatnya permintaan dan pemberian insentif maka menurutnya, realisasi investasi di sektor ini tentu akan ikut terdorong.

Lebih lanjut Yusuf mengatakan, sementara untuk industri padat karya lain seperti tekstil, proses pemulihannya juga berpotensi lebih baik dibandingkan tahun lalu.

Baca Juga: Iklim Investasi di Indonesia Tidak Terganggu Larangan Ekspor Bahan Baku Minyak Goreng

Salah satunya seiring dengan momentum bulan Ramadan dan Lebaran yang bisa mendorong permintaan terhadap produk tekstil seperti pakaian, terlebih lagi momen lebaran tahun ini yang diproyeksikan lebih besar dibandingkan pada tahun lalu.

“Menurut saya sektor jasa dan industri akan sama-sama bergerak positif di tahun ini, namun saya kira proporsi realisasi investasi di sektor jasa masih berpeluang lebih besar dibandingkan industri manufaktur,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×