kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

CIMB: Momentum laju ekonomi di 2017 masih terjaga


Kamis, 22 Desember 2016 / 17:49 WIB
CIMB: Momentum laju ekonomi di 2017 masih terjaga


Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Bank CIMB Niaga Tbk optimistis momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 mendatang masih terjaga seiring dengan angka inflasi yang diproyeksikan pada level yang rendah.

"Optimisme itu, didukung dengan ekspektasi pasar sebagaimana ditunjukkan oleh kurva yield di pasar obligasi yang mengarah pada pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang sedikit lebih baik pada 2017 dibandingkan dengan realisasi 2016," ujar Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk Adrian Panggabean, Kamis (22/12).

Ia menambahkan bahwa harga komoditas yang mulai bergerak naik dan juga diikuti dengan angka pertumbuhan kredit di sektor perbankan domestik ikut menambah indikasi bahwa ruang pertumbuhan perekonomian Indonesia mulai terbuka.

Di sisi lain, lanjut Adrian Panggabean, lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings yang menaikkan prospek peringkat utang Indonesia menjadi positif dari sebelumnya stabil menunjukkan stabilitas makroekonomi Indonesia masih terjaga meski dibayangi perlambatan ekonomi global.

Dengan optimisme itu, lanjut dia, maka pemerintah perlu terus memberlakukan kebijakan yang dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan modal untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional.

Namun, ia mengingatkan bahwa tantangan dari sisi eksternal, terutama dari Amerika Serikat yang memberi sinyal untuk menaikkan suku bunga acuan AS (Fed Funds Rate) sebanyak tiga kali pada 2017, perlu diantisipasi.

"Situasi itu akan menciptakan tren penguatan dollar AS secara global, termasuk pada rupiah yang dapat menahan perekonomian nasional," katanya.

Namun, Adrian Panggabean juga tetap optimistis bahwa penguatan dollar AS diproyeksikan bersifat temporer, mengingat penguatan dolar AS belum tentu menguntungkan bagi perekonomian Amerika Serikat.

"Pasalnya, struktur perekonomian Amerika Serikat masih menunjukkan pelemahan dengan menurunnya tingkat produktivitas, lemahnya dinamika di pasar tenaga kerja, serta masih kurang kuatnya pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) secara nominal," paparnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×