Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Institute for Development on Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menilai, wajar bila China belum mau menjalin komitmen investasi dengan INA. Menurut Tauhid, dalam jangan menengah-pendek sektor usaha yang diuntungkan adalah tenologi dan keuangan.
Masalahnya, fokus investasi INA di tahun ini untuk menjalankan proyek-proyek infrastruktur. “Makanya China tidak mau masuk ke INA,” kata Tauhid kepada Kontan.co.id, Rabu (10/2).
Kendati demikian, Tauhid mengatakan ada dampak positifnya dengan ketidakhadiran investasi China di INA. Sebab, ini akan menutup celah pemerintah dari ketergantungan aliran modal Negeri Tirai Bambu. Dus, China tidak mendominasi seluruh proyek infrastruktur.
“Inikah sifatnya yang besar ada master fund, jadi kalau nilai investasinya merata maka itu bagus. Meskipun tidak ada China di INA, tapi harus diperhatikan juga negara-negara asal investor lainnya,” kata Tauhid.
Selanjutnya: Menebak alasan pemerintah Indonesia tak ikutkan China dalam daftar investor INA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News