kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Catat, Ini Komoditas Pangan yang Berpotensi Naik Harga


Sabtu, 26 Maret 2022 / 09:42 WIB
Catat, Ini Komoditas Pangan yang Berpotensi Naik Harga
ILUSTRASI. Telur ayam menjadi salah satu komoditas pangan yang berpotensi naik harga


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) mengungkapkan, terdapat sejumlah komoditas yang wajib diwaspadai kenaikan harganya seperti tahun lalu.

Wakil Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Ahmad Choirul Furqon menjelaskan, di antara bahan makanan pokok yang perlu diwaspadai kenaikan harganya adalah tepung terigu, telur ayam, daging ayam, daging sapi, cabe rawit, dan minyak goreng.

“Pemerintah harus mewaspadai akan adanya kenaikan harga menjelang bulan Ramadhan. Jika kami melihat tahun lalu, ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan seperti tepung terigu, telur ayam, daging sapi, daging ayam, cabe rawit,” kata Furqon dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Sabtu (26/3).

Lebih lanjut dia juga berharap, di tengah sengkarut isu minyak goreng ini, pemerintah tetap dapat fokus terhadap pengendalian harga pangan.

Lebih dari itu, Furqon juga menggarisbawahi bahwa pemerintah harus memberikan perhatian lebih kepada bawang merah, bawang putih, dan khususnya minyak goreng.

Menurut dia, bawang putih ini menjadi salah satu komoditas yang mayoritas impor, bahkan tahun 2021 Indonesia menjadi negara dengan kuota impor bawang putih terbesar di dunia.

Baca Juga: Sambut Ramadan, Ikappi Ingatkan Tahapan Permintaan dan Kenaikan Harga Pangan

“Bawang putih merupakan komoditas yang sebagian besar lebih dari separuhnya impor, itu kenapa tahun 2021 kemarin dalam data statistik Indonesia menjadi importir bawang putih terbesar di dunia. Semoga pemerintah melalui Menteri Perdagangan bisa mengkalkulasi dengan akurat supply and demand nasional dapat seimbang,” tandas Furqon.

Dia juga menitik beratkan bahwa saat ini telah banyak pihak yang mengeluhkan potensi kenaikan harga komoditas tersebut kepada IKAPPI. Dalam kondisi ini pemerintah pust dan pemerintah daerah harus saling bersinergi untuk mengantisipasi kenaikan harga sebelum Ramadhan tiba.

Selanjutnya Furqon bilang, harga minyak curah yang berada di pasaran masih jauh di atas harga normal.

“Bahkan harga minyak curah di pasar tradisional saat ini masih di atas batas wajar dengan harga sekitar 20.000. Keluhan terus menerus mengalir kepada kami, jadi kami akan terus mendorong kepada pemerintah agar mensinkronkan antara produksi dan permintaan. Kami DPP IKAPPI memiliki kepentingan agar menjelang Ramadhan harga komoditas tetap dapat dijangkau oleh masyarakat,” pungkas Furqon.

Maka dari itu DPP IKAPPI mengimbau di tengah isu minyak goreng yang masih belum terlihat ujungnya ini pemerintah tetap memiliki fokus terhadap pengendalian harga pangan lainya agar tidak ada lagi kesiruhan masalah pangan di pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×