Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Herlina Kartika Dewi
tuhan likuiditas valuta asing (valas) di dalam negeri di tengah pelemahan nilai tukar rupiah membuat cadangan devisa terkuras. Alhasil, pundi cadangan devisa pada Juni 2014 berpotensi merosot ketimbang bulan sebelumnya.
Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistyaningsih menuturkan, sepanjang Juni 2014 arus modal keluar (capital outflow) cukup tinggi lantaran tingginya kebutuhan valas, baik untuk membayar utang luar negeri maupun repatriasi dividen perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia.
Besarnya arus modal keluar ini tak sebanding dengan jumlah dana yang masuk ke dalam negeri (capital inflow). "Ini menjadi beban yang berat buat cadangan devisa," kata Lana, Rabu (2/7).
Menurut Lana, arus modal masuk selama Juni 2014 sekitar US$ 750 juta, terdiri dari arus modal masuk ke pasar saham sekitar US$ 180 juta dan sisanya di obligasi pemerintah sekitar US$ 570 juta.
Sementara itu, ia memperkirakan arus modal keluar pada Juni 2014 bisa mencapai sekitar US$ 3 miliar akibat adanya pembayaran utang luar negeri, repatriasi dan tingginya impor Indonesia.
Sebenarnya, kata Lana, setiap triwulan rata-rata repatriasi dana ke luar negeri sekitar US$ 6 miliar–US$ 8 miliar. Tapi, khusus bulan Juni, jumlah arus modal keluar diperkirakan lebih tinggi karena menumpuknya berbagai faktor, termasuk tingginya impor. Karenanya, "Cadangan devisa Juni 2014 jika masih bisa US$ 105 miliar, itu sudah bagus," jelas Lana.
Seperti diketahui, berdasarkan data Bank Indonesia (BI) cadangan devisa per Mei 2014 sebesar US$ 107,04 miliar, naik dari April 2014 yang sebesar US$ 105,6 miliar.
Meski diperkirakan turun, tapi Ekonom Standard Chartered Bank Eric Alexander Sugandi masih melihat ada peluang peningkatan cadangan devisa pada Juni 2014 dari bulan sebelumnya, meski kenaikannya tidak akan besar. Alasannya, meski sepanjang Juni 2014 rupiah melemah hingga ke level Rp 12.000 per dollar Amerika Serikat (AS), tapi BI tidak jor-joran dalam melakukan intervensi.
Menurut Eric, sepanjang Juni lalu, BI hanya melakukan intervensi terukur untuk menjaga agar fluktuasi rupiah tidak terlalu besar. Nah, dengan intervensi yang terukur ini, kata Eric, BI bisa menghemat cadangan devisa.
Di sisi lain, Eric bilang masih ada arus modal masuk ke dalam negeri sepanjang Juni 2014 meski tidak terlalu besar lantaran investor masih menunggu hasil pemilihan presiden yang akan digelar 9 Juli nanti. Tapi, kata dia arus modal masuk ini sedikit banyak bisa menopang cadangan devisa agar tak tergerus semakin dalam. Karenanya, "cadangan devisa Juni kemungkinan bisa naik menjadi US$ 108 miliar," kata Eric.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
