Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Posisi cadangan devisa terus turun selama beberapa bulan terakhir. Pada September 2023, posisi cadangan devisa berada di kisaran US$ 134,9 miliar. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, penurunan cadangan devisa ini wajar. Mengingat, adanya keperluan untuk melakukan intervensi di tengah ketidakpastian global.
"Wajar (penurunan cadangan devisa). Karena cadangan devisa memang akan digunakan pada saat-saat tertentu saja, yaitu pada saat ada tekanan global seperti ini," terang Perry, Jumat (3/11).
Sebelum tren penurunan cadangan devisa, Perry juga bilang BI telah memupuk cadangan devisa menjadi tambun. Apalagi, saat itu aliran modal asing masuk deras ke pasar keuangan dalam negeri, dan kinerja ekspor juga tinggi.
"Pada saat-saat itu, kami mengumpulkan cadangan devisa. Panen cadangan devisa. Terus bisa digunakan untuk saat-saat tertentu itu," tambah Perry.
Baca Juga: BI: Omzet Penyelenggaraan ISEF 2023 Naik Sekitar 5% dari Tahun 2022
Kemudian, meski cadangan devisa digunakan saat ada keperluan genting begini, Perry mengungkapkan ada salah satu sumber devisa, yaitu devisa hasil ekspor (DHE).
Terlebih, setelah ada instrumen moneter baru dari BI yaitu term deposit valas (TD Valas) DHE dan juga Peraturan Pemerintah (PP) no. 36 tahun 2023 yang bertujuan membawa DHE lebih lama parkir di dalam negeri.
"Upaya tersebut sudah membantu meningkatkan cadangan devisa," ungkapnya.
Dengan sinergi pemerintah dan BI tersebut, Perry optimistis cadangan devisa akan lebih dari cukup. Bahkan, ini tetap bisa menjaga ketahanan eksternal di tengah guncangan global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News