Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat, cadangan devisa Indonesia menurun pada akhir Juni 2023. Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2023 sebesar US$ 137,5 miliar atau turun US$ 1,8 miliar dari US$ 139,3 miliar pada bulan sebelumnya.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, penurunan cadangan devisa pada periode laporan tersebut disebabkan oleh pembayaran bunga utang pemerintah, terutama pembayaran untuk seri sukuk global, yang memang sebagian besar jatuh pada bulan Juni.
Josua menyebut, total outstanding sukuk dengan suku bunga jatuh tempo pada bulan Juni tercatat sebesar US$ 8,75 miliar, dengan rata-rata suku bunga 3,2%.
Baca Juga: Cadangan Devisa Juni Berpotensi Bisa Tergerus
Selain dari sisi pembayaran utang, Josua melihat, penurunan cadangan devisa ini diperkirakan juga didorong oleh potensi peningkatan impor di bulan Juni yang kemudian menggerus cadangan devisa.
"Cadangan devisa sendiri berpotensi turun di jangka pendek akibat kemungkinan net sell dari investor asing akibat sentimen hawkish yang menekan nilai tukar Rupiah sejak awal bulan," ujar Josua kepada Kontan.co.id, Jumat (7/7).
Pada akhir tahun nanti, dirinya memperkirakan cadangan devisa akan berada pada posisi US$ 139 miliar hingga US$ 140 miliar.
Baca Juga: Turun US$ 1,8 Miliar, Cadangan Devisa Indonesia Capai US$ 137,5 Miliar Pada Juni 2023
Sebagai informasi, BI meyakini posisi cadangan devisa pada Juni 2023 mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas ekonomi makro serta sistem keuangan.
Pasalnya, ini setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Serta berada di atas standard kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News