kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Cadangan devisa Agustus 2021 tambun, begini prospek ke depan


Rabu, 08 September 2021 / 07:50 WIB
Cadangan devisa Agustus 2021 tambun, begini prospek ke depan
ILUSTRASI. Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa pada akhir bulan laporan sebesar US$ 7,5 miliar menjadi US$ 144,8 miliar


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan devisa kembali meningkat pada akhir Agustus 2021. Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa pada akhir bulan laporan sebesar US$ 7,5 miliar menjadi US$ 144,8 miliar. Ini bahkan tertinggi sepanjang sejarah.

Senada dengan bank sentral, Ekonom Bank UOB Enrico Tanuwidjaja mengatakan, peningkatan cadangan devisa pada bulan laporan merupakan akibat dari alokasi tambahan Special Drawing Right (SDR) dari International Moneter Fund (IMF) sebesar 4,46 miliar SDR atau setara dengan US$ 6,31 miliar.

“Pada tahun 2021, IMF menaikkan jatah SDR dan didistribusikan secara proporsional kepada seluruh anggotanya, termasuk Indonesia,” ujar Enrico dalam laporannya, Selasa (7/9).

Enrico menambahkan, suntikan SDR ini dalam rangka mendukung ketahanan dan stabilitas ekonomi global yang terkena dampak negatif pandemi Covid-19.

Ke depan, ia memperkirakan cadangan devisa masih berpotensi menggendut. Hal ini dudkung dari masih adanya aliran modal asing yang masuk, pendapatan dari ekspor, serta pendapatan lainnya.

Selain itu, pemulihan ekonomi Indonesia juga akan berlanjut dengan program vaksinasi yang terus berjalan dan pemulihan ekonomi global secara bertahap. Ini jadi sentimen positif bagi perkembangan cadangan devisa.

Namun, ia mengingatkan tetap ada risiko penurunan cadangan devisa. Apalagi, masih adanya ketidakpastian akibat perkembangan kasus Covid-19.

Selain itu, ada juga risiko yang muncul dari normalisasi stimulus moneter (tapering off) dari bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed).

“Ini bisa mengurangi pemasukan cadangan devisa dan potensi keluarnya arus modal asing (capital outflow) dari pasar keuangan dalam negeri,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×