kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Butuh US$ 400 juta bangun hidropower di Kalteng


Senin, 01 April 2013 / 13:25 WIB
Butuh US$ 400 juta bangun hidropower di Kalteng
ILUSTRASI. Orang-orang berjalan di Lapangan Merah selama hujan salju di Moskow, Rusia 14 Januari 2021, di tengah pandemi COVID-19. REUTERS/Maxim Shemetov.


Reporter: Fahriyadi | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki sumber daya air yang begitu besar. Salah satu yang bisa dimanfaatkan adalah membuat hidropower atau Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yang memiliki otoritas dalam pemanfaatan SDA ini menggandeng perusahaan asal Korea Selatan, Korea Midland Power untuk membangun Hidropower di Muara Juloi, Kalimantan Tengah.

"Potensi air yang bisa dikembangkan di Indonesia ini nomor lima di dunia. Kami ingin  ikut mendukung ketahanan energi nasional, karena sungai2 yang ada di Indonesia ini menyimpan banyak potensi, untuk bisa diubah menjadi listrik tenaga air," ujar Menteri PU, Djoko Kirmanto, usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dalam Proyek Hidropower Muara Juloi antara Ditjen Sumber Daya Air dengan Korea Midland Powe, Senin (1/4).

Menurut Djoko, membuat listrik tenaga air itu cukup mahal karena mesti membangun waduk atau bendungannya. Ia bilang, jika proyek dibangun oleh pemerintah, maka akan menelan anggaran yang tidak sedikit, untuk itu perlu dikembangkan metode Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS).

Djoko menilai selama ini membangun waduk hanya untuk single purpose seperti irigasi atau mengurangi banjir di bagian hilir, padahal ide-ide (pembangunan tenaga listrik) seperti ini potensinya bisa dikembangkan.

Menurutnya KPS dalam hidropower sudah ada sebelumnya namun masih dalam skala kecil atau disebut minihidro. "Sudah banyak produsen listrik yang minta izin mengembangkan minihidro di sungai-sungai yang memang penguasaannya ada di Ditjen SDA. Sedangkan untuk yang skala besar ini baru mau dimulai lewat MoU ini," tuturnya.

Rencana KPS ini akan dimulai lewat due diligence dan diharapkan segera direalisasikan. Menurut Djoko, potensi air yang bisa dikembangkan mencapai 880 juta meter kubik air dengan tenaga  listrik yang bisa dihasilkan sebesar 280 MegaWatt (MW).

Lebih jauh, Djoko mengatakan nantinya pembangunan hidropower ini  akan melibatkan tim kecil dengan kerjasama bersama PT PLN dan Kementerian ESDM.

Chief Executive Officer (CEO) Korea Midland Power, Choi Pyong-rak mengatakan telah menyiapkan anggaran USD 400 juta untuk membangun hidropower ini. Menurutnya pembangunan hidropower ini bisa mengembangkan potensi ekonomi di Kalimantan.

"Kami yakin untuk menggarap proyek ini, karena kami punya pengalaman pernah membangun satu pembangkit listrik di Pakistan sebesar 5.000 MW," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×