kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BUMN konstruksi pastikan kas aman


Rabu, 20 September 2017 / 10:53 WIB
BUMN konstruksi pastikan kas aman


Reporter: Dityasa H Forddanta, Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Belakangan ini, emiten konstruksi pelat merah tengah menjadi sorotan investor. Lantaran penerimaan negara seret, pelaku pasar khawatir dana proyek sulit cair dan justru membebani arus kas BUMN konstruksi yang menggarap proyek.

Tapi BUMN konstruksi menepis kekhawatiran tersebut. Emiten konstruksi memastikan memiliki pendanaan yang cukup untuk menggarap proyek-proyek konstruksi.

PT PP Tbk (PTPP) misalnya, masih masih memiliki beberapa alternatif pendanaan hingga akhir tahun 2017. "Kami masih punya kas Rp 7 triliun dan plafon pinjaman bank Rp 13 triliun," ujar Agus Purbianto, Direktur Keuangan PTPP, saat berkunjung ke KONTAN, Selasa (19/9).

PTPP juga memiliki rencana penerbitan perpetual bond di kuartal IV mendatang. Nilainya sekitar Rp 2 triliun-Rp 3 triliun.

Saat ini, total ekuitas PTPP sebesar Rp 11,7 triliun. Lalu, total kewajibannya Rp 20,1 triliun. Hingga akhir 2017, PTPP mengincar kontrak baru senilai Rp 38 triliun. Per Agustus lalu, nilai kontrak yang telah dikantongi PTPP mencapai Rp 24 triliun.

PT Waskita Karya Tbk (WSKT) juga masih yakin bisa menjaring pendanaan baru. Memang, rencana divestasi 10 ruas jalan tol WSKT melalui skema tender tak berhasil dilakukan. Tapi WSKT memastikan, arus kas perusahaan masih aman. Pasalnya, di awal tahun depan, WSKT yakin bisa memperoleh pembayaran proyek sebesar Rp 30 triliun.

Gambaran saja, untuk menyelesaikan proyek yang sudah ada, yakni jalan tol 1.250 kilometer (km), proyek transmisi 500 kv sepanjang 700 km dan proyek light rail transit (LRT) Palembang, WSKT membutuhkan dana Rp 120 triliun hingga 2019. Sekitar Rp 80 triliun akan dicari dari utang dan Rp 40 triliun dari ekuitas. Tapi perlu dicermati, saat ini, ekuitas WSKT hanya Rp 22 triliun. Jadi, WSKT masih harus mencari tambahan ekuitas Rp 18 triliun dalam dua tahun ke depan.

Jalur pasar modal

Muhammad Choliq, Direktur Utama WSKT, mengatakan, WSKT masih punya cadangan pendanaan Rp 16 triliun. Asalnya dari pinjaman sindikasi bank, rencana obligasi dan dana kas.

Untuk menambah ekuitas, WSKT juga akan tetap mendivestasikan jalan tol melalui skema penawaran langsung. Nilai yang diincar minimal Rp 10 triliun. Jika gagal, WSKT menempuh jalur pasar modal dengan melakukan initial public offering (IPO) PT Waskita Toll Road.

Sementara itu, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) masih mencari cara untuk merampungkan proyek LRT fase I. Hingga akhir tahun, ADHI mematok target penyelesaian proyek ini berkisar 28%-30%. Ini lantaran ADHI belum menerima dana segar Rp 2 triliun dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) melalui penyertaan modal negara (PMN).

Jadi, saat ini ADHI masih menggunakan kas internal untuk mengejar target tersebut. Manajemen ADHI mengaku, masih memiliki dana kas internal, pinjaman bank dan dana hasil obligasi untuk proyek tersebut.

Raphon Prima, Analis NH Korindo, mengatakan, secara umum arus kas perusahaan konstruksi pada semester I-2017 cenderung negatif, karena tingginya kebutuhan working capital dan belanja modal (capex).

Untuk mengejar realisasi pengerjaan kontrak, konsistensi pendanaan yang kuat perlu dijaga. "Ke depannya, perusahaan konstruksi diperkirakan akan mencari pendanaan yang bersifat nonperbankan atau obligasi," kata Raphon kepada KONTAN, Selasa (19/9).

Penjaringan dana dari luar utang cukup penting supaya tidak tercekik beban bunga. Ia memberi contoh, pada kuartal II-2017 saja, beban bunga WSKT mencapai Rp 494 miliar karena total utang yang sudah mencapai Rp 30,7 triliun. Karena itu, Raphon merekomendasikan PTPP dengan target harga Rp 4.060, yang ditopang pertumbuhan kontrak yang konsisten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×