Reporter: Dian Pitaloka | Editor: Test Test
JAKARTA. Subsidi untuk penyaluran beras untuk keluarga miskin (Raskin) tahun depan bakal meningkat. Tahun ini, anggaran subsidi Raskin itu Rp 11,04 triliun. Nah, dalam pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2009, Perum Bulog mengusulkan kenaikan anggaran subsidi Raskin jadi Rp 14,4 triliun.
Padahal, ungkap Direktur Utama Perum Bulog Mustafa Abu bakar, anggaran Bulog tahun ini sebesar Rp 18,71 triliun. "Anggaran subsidi Raskin itu menyita 80% anggaran Bulog," kata Mustafa, Selasa (16/9).
Kenaikan angka subsidi ini karena Bulog memperhatikan kemungkinan perubahan Instruksi Presiden (Inpres) tentang Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan jumlah Rumah Tangga Miskin yang menjadi sasaran. Asumsi lain yang jadi pegangan Bulog adalah tingkat inflasi, suku bunga, dan selisih harga beras yang dibeli dengan harga di luar HPP.
Dari anggaran tersebut, subsidi beras untuk raskin mencapai Rp 4,2 triliun. Bulog berharap Raskin dapat diterima di 33 provinsi dengan 50.000 titik distribusi di Indonesia.
Menanggapi banyaknya pihak yang mempertanyakan masalah distribusi serta kualitas dan kuantitas Raskin, Mustafa sudah punya jawaban. Untuk masalah distribusi, Mustafa mengaku terganjal kesulitan geografis. Di sana, institusi pelaksana yang membagi Raskin belum kuat.
Selain itu, belum semua daerah menyediakan dana talangan maupun tambahan untuk operasional ke titik distribusi penerima raskin. "Kami akan melakukan pendampingan dengan musyawarah Daerah dan distribusi ke 10 perguruan tinggi di 12 provinsi," kata Mustafa.
Pada 2009, pemerintah tetapkan cadangan beras 1 juta ton. Untuk itu, Bulog akan tingkatkan cadangan beras pemerintah hingga 700.000 ton dengan nilai Rp 4,062 triliun. "Stok Bulog hingga 15 September mencapai 341.746 ton," kata Mustafa.