CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Buka World Water Forum, Jokowi: 500 Juta Petani Rentan Mengalami Kekeringan pada 2050


Senin, 20 Mei 2024 / 09:57 WIB
Buka World Water Forum, Jokowi: 500 Juta Petani Rentan Mengalami Kekeringan pada 2050
Presiden Joko Widodo (depan, kiri) berfoto bersama Presiden World Water Council Loic Fauchon (depan, kanan) dan sejumlah pengurus World Water Council sebelum Pertemuan Tingkat Tinggi World Water Forum ke-10 2024 di Nusa Dua, Badung, Bali, Senin (20/5/2024).


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi membuka World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali Indonesia.

Presiden Jokowi mengatakan, suatu kehormatan bagi Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah WWF ke-10 untuk meneguhkan komitmen bersama dan merumuskan aksi nyata pengelolaan air yang inklusif dan berkelanjutan.

Ia mengingatkan, dari 72% permukaan bumi yang tertutup air, hanya 1% yang bisa diakses dan digunakan sebagai air minum dan keperluan sanitasi.

Baca Juga: Indonesia Perjuangkan Empat Hal Pokok pada Perhelatan World Water Forum

"Bahkan di tahun 2050, 500 juta petani kecil sebagai penyumbang 80% pangan dunia diprediksi paling rentan mengalami kekeringan," ujar Jokowi saat membuka World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali, Senin (20/5).

Jokowi menyebut, tanpa air, tidak ada makanan, tidak ada perdamaian, dan tidak ada kehidupan. Oleh sebab itu air harus dikelola dengan baik karena setiap tetesnya sangat berharga.

Jokowi melanjutkan, sebagai negara yang mempunyai luas perairan yang mencapai 65%, Indonesia kaya kearifan lokal dalam pengelolaan air. Mulai dari sepanjang garis pantai, pinggiran aliran sungai, sampai tepian danau.

Misalnya, masyarakat Indonesia memiliki budaya terhadap air, salah satunya adalah sistem pengairan subak di Bali yang dipraktikkan sejak abad 11 yang lalu dan diakui sebagai warisan budaya dunia. 

Selain itu bagi masyarakat Bali air adalah kemuliaan yang mengandung nilai-nilai spiritual dan budaya yang harus dikelola bersama-sama.

Hal tersebut sejalan dengan tema WWF tahun ini yaitu air bagi kemakmuran bersama. Bisa dimaknai menjadi tiga prinsip dasar. Yaitu menghindari persaingan, mengedepankan pemerataan dan kerja sama inklusif, serta menyokong perdamaian dan kemakmuran bersama

"Ketiganya hanya bisa terwujud dengan sebuah kata kunci yaitu kolaborasi," ucap Jokowi.

Baca Juga: Tak Diistimewakan, Starlink Dipastikan Tak Dapat Insentif dari Pemerintah

Jokowi menyatakan, di Indonesia kolaborasi menjadi kunci keberhasilan merestorasi Sungai Citarum. Serta pengembangan energi hijau solar panel terapung di Waduk Cirata yang menjadi terbesar di Asia Tenggara dan ketiga di dunia.

"Dengan berkumpulnya kita di Bali tentu Indonesia berharap dunia dapat saling bergandengan tangan secara berkesinambungan untuk dapat memperkuat komitmen kolaborasi dalam mengatasi tantangan global terkait air," terang Jokowi.

Lebih lanjut Jokowi kembali mengingatkan bahwa air adalah simbol kehidupan, air juga merupakan simbol keseimbangan dan keharmonisan. Namun jika tidak dikelola dengan baik, air juga dapat menjadi sumber bencana

"Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim forum air sedunia ke-10 secara resmi saya nyatakan dibuka," pungkas Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×