kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BPS: Jumlah penduduk miskin di tanah air turun 280.000 orang


Selasa, 15 Januari 2019 / 15:23 WIB
BPS: Jumlah penduduk miskin di tanah air turun 280.000 orang


Reporter: Mochammad Fauzan | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase penduduk miskin di Tanah Air pada September 2018 sebesar 9,66 persen menurun 0,16% dari posisi Maret 2018 sebesar 9,82%.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan jika dilihat angkanya maka jumlah orang miskin di Indonesia menjadi 25,67 juta orang dari yang sebelumnya 25,95 juta orang. Jumlah penduduk miskin menurun sebanyak 275,2 ribu orang.

Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2018 sebesar 7,02 persen, turun menjadi 6,89 persen pada September 2018. Sementara penduduk miskin di daerah perdesaan pada Maret 2018 sebesar 13,2 persen atau turun menjadi 13,1 persen pada September 2018. 

Tidak hanya itu, penurunan angka kemiskinan di September 2018 juga diikuti dengan perubahan garis kemiskinan yang menjadi 410.670 per kapita dari yang sebelumnya sebesar 401.220 per kapita.

"Artinya ada penurunan 0,16%, kalau dihitung jumlahnya penduduknya menjadi 25,67 juta orang atau turun 280.000 orang." ujat Suhariyanto saat konferensi pers di kantor pusat BPS, Jakarta, Selasa (15/1)

Tercatat ada 5 komoditas utama yang memberi sumbangan besar terhadap garis kemiskinan di bulan September di perkotaan, antara lain:
1. Beras, berkontribusi 19,54%
2. Rokok kretek filter, berkontribusi 10,39%
3. Telur ayam ras, berkontribusi 3,89%
4. Daging ayam ras, berkontribusi 3,80%
5. Mie instan, berkontribusi 2,37%

Secara wilayah, jumlah penduduk miskin terbesar ada di Pulau Jawa mencapai 13,34 juta orang, Pulau Sumatera 5,98 juta orang, Pulau Bali dan Nusa Tenggara 2,05 juta orang, Pulau Sulawesi 2,06 juta orang, Pulau Maluku dan Papua 1,53 juta orang, dan Pulau Kalimantan 980 ribu orang.

Sementara itu, BPS mencatat garis kemiskinan terendah ada di Provinsi Sulawesi Selatan senilai Rp315.738 per kapita dan tertinggi ada di Provinsi Bangka Belitung Rp 664.120 per kapita.

Suhariyanto memaparkan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan tingkat kemiskinan antara lain adalah upah riil buruh tani per hari yang meningkat, kenaikan nilai tukar petani (NTP), inflasi yang cukup rendah serta harga eceran yang mengalami penurunan. 

Dari catatan BPS, upah riil buruh tani per hari pada September 2018 naik sebesar 1,6 persen dibandingkan Maret 2018.

Suhariyanto menambahkan penurunan tingkat kemiskinan terjadi karena beberapa faktor. Pertama, upah riil buruh tani per hari yang naik 1,6 persen dibandingkan Maret 2018. Kedua, Nilai Tukar Petani (NTP) naik sebesar 1,21 persen dari 101,94 pada Maret 2018 menjadi 103,17 pada September lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×