Reporter: Irma Yani | Editor: Edy Can
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) meramalkan, laju inflasi Februari ini lebih rendah dibandingkan dengan Januari lalu. Namun, peluang untuk terjadi deflasi pada bulan ini juga sangat kecil.
Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan, gejolak harga komoditas masih menjadi pendorong inflasi bulan ini. "Kalau deflasi sepertinya belum karena panen raya baru terjadi Maret-April," katanya, Kamis (17/2).
Sayangnya, Kecuk belum bisa memprediksikan laju inflasi bulan ini. Yang jelas, dia bilang angkanya akan berada dibawah 0,89%.
Senada dengan Direktur Perencanaan Makro Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Prijambodo. Dia belum mau membeberkan penghitungan inflasi pada Februari ini. Pasalnya, Bambang menilai bahwa terlalu dini melihat capaian angka inflasi pada Februari. “Masih pertengahan Februari,” kilahnya.
Cuma, Bambang mengingatkan target inflasi tahun ini sebesar 5,3% akan sulit tercapai. Sebab, dia melihat ketidakpastian terhadap ekonomi global dan gejolak harga komoditi dunia akibat faktor perubahan iklim yang ekstrim akan mendorong inflasi sulit ditekan pada level 5,3% pada tahun ini.
"Inflasi bisa 7%, itu sudah dalam pemahaman banyak pihak. Angka itu juga sudah mempertimbangkan langkah-langkah pembatasan subsidi BBM dan langkah-langkah pemerintah dalam menstabilkan harga di dalam negeri,” terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News