Reporter: Dani Prasetya | Editor: Edy Can
JAKARTA. Defisit perdagangan Indonesia dengan China semakin mengecil. Alhasil, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan memperkirakan, neraca perdagangan dengan China berpeluang surplus tahun ini.
"Bukan berarti bakal pasti surplus, tapi saya lihat monthly movement (pergerakan bulanan)," ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan, pada jumpa pers, Senin (1/8).
Rusman menjelaskan, defisit perdagangan dengan China pada semester pertama tahun ini mencapai US$ 3,1 miliar. Berdasarkan hitungannya, rata-rata defisit perdagangan Indonesia dengan China setiap bulan sebesar US$ 500 juta.
Untuk bulan Juni, Rusman mengatakan, defisit perdagangan hanya sebesar US$ 365,3 juta. Karena itu, dia menduga, nilai defisit itu akan menggerut hingga akhir tahun.
Ekspor nonmigas ke China pada Juni 2011 tercatat sebesar US $1,94 miliar. Angka tersebut meningkat sekitar US$122,5 juta dibanding Mei 2011. Namun, bersamaan dengan itu, impor nonmigas dari China pun mencatatkan realisasi tertinggi di antara negara lainnya.
Selain China, Indonesia mencatatkan peningkatan ekspor nonmigas terbesar ke Singapura sebesar US$205,6 juta, Jepang US$112,7 juta, Thailand sebesar US$64,8 juta, Australia sebesar US$64,1 juta, Jerman sebesar US$40,1 juta, Taiwan sebesar US$37,5 juta, Amerika Serikat US$23,2 juta, dan Inggris sebesar US$2,5 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News