Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA.Persatuan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) Pusat mengakui adanya keterlambatan pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan ke rumah sakit berpengaruh terhadap arus kas (cash flow) rumah sakit.
Sekjen PERSI Lia G. Partakusuma mengatakan, cashflow yang terganggu tersebut mengakibatkan rumah sakit kesulitan menyediakan obat-obatan dan alat kesehatan, sehingga kegiatan operasionalnya bisa terganggu. "Rumah sakit terutama yang kecil-kecil, yang sebagian pasiennya BPJS Kesehatan itu jadi teriak," tutur Lia, Kamis (7/11).
Menurut Lia, beberapa waktu terakhir BPJS Kesehatan memang banyak menunggak pembayaran klaim ke berbagai rumah sakit. Meski begitu, pembayaran klaim tersebut bervariasi. Dia mengatakan, ada rumah sakit yang sudah dibayarkan klaimnya ada juga yang belum.
Baca Juga: Anggota Komisi IX DPR tolak kenaikan iuran BPJS Kesehatan kelas III
"Tidak merata [pembayaran klaim], dan kita tidak tahun kenapa rumah sakit ini yang didahulukan, yang lainnya belum. Mungkin tergantung ada kebutuhan atau seperti apa. Prinsipnya kita sebagai rumah sakit menagih terus," jelas Lia.
Meski begitu, Lia juga mengatakan setiap rumah sakit harus memiliki strategi manajemen. Dengan begitu, rumah sakit tidak bergantung kepada klaim BPJS Kesehatan. Menurutnya, rumah sakit harus bisa memperhitungkan berapa biaya operasional yang dibutuhkan dan berapa pemasukan.
Dengan adanya kenaikan iuran BPJS Kesehatan, Lia memperkirakan akan ada perbaikan dalam pembayaran klaim. Tetapi, hal tersebut hanya sesaat bila tidak ada perbaikan sistem yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan.
Baca Juga: Iuran BPJS Kesehatan naik, Mitra Keluarga optimalisasi ketersediaan obat generik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News