kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BPJS Kesehatan jajaki kerjasama dengan perusahaan China untuk tekan defisit


Senin, 26 Agustus 2019 / 17:43 WIB
BPJS Kesehatan jajaki kerjasama dengan perusahaan China untuk tekan defisit
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah BPJS Kesehatan


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu perusahaan asuransi berbasis daring asal China, Ping An Insurance mengaku memiliki saran kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dalam mengatasi defisit.

Saran tersebut sudah disampaikan kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan saat kunjungannya ke China bulan lalu.

Baca Juga: Premi asuransi rekayasa masih ditopang proyek-proyek besar

Dalam keterangan resminya, Luhut menyampaikan bahwa ia menyarankan agar pihak Ping An bertemu langsung dengan BPJS Kesehatan untuk membahas upaya apa yang bisa diterapkan untuk memperkecil defisit. Menurut Luhut, BPJS Kesehatan memang bukan lingkup kerjanya.

Menanggapi hal ini, BPJS Kesehatan merespons positif. Menurutnya, adanya keinginan pihak lain untuk membantu mengatasi masalah BPJS Kesehatan harus ditanggapi dengan baik.

Meski terbuka dengan kesempatan kerja sama, Kepala Humas BPJS Kesehatan M Iqbal Anas Ma'ruf mengaku sampai sekarang pihaknya belum memutuskan akan bekerja sama dengan Ping An atau tidak.

"Konteksnya masih perkenalan dan lainnya, masih penjajakan. Tidak ada yang tabu dengan itu. Karena ini masih penjajakan, belum ada pembicaraan yang detail," ujar Iqbal, Senin (26/8). 

Baca Juga: Klarifikasi Luhut: Belum ada kerjasama dengan perusahaan China terkait BPJS Kesehatan

Iqbal mengatakan, pihaknya perlu menimbang kerja sama ini secara hati-hati, apalagi BPJS Kesehatan harus selalu mematuhi aturan yang berlaku. 

Iqbal menambahkan, BPJS Kesehatan sudah membangun sistem IT sejak PT Askes (Persero). Menurutnya, dengan jumlah kesertaan mencapai 224 juta, dengan transaksi keuangan, layanan dan lainnya, tidak mungkin BPJS Kesehatan dikelola secara manual.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×