Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah penyebaran masif virus corona pada dua bulan awal tahun ini, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tetap optimis bahwa target investasi Indonesia yang sebesar Rp 866 triliun di tahun ini akan tetap tercapai.
Meski begitu, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia tetap mengaku bahwa ada potensi penurunan investasi dari negara China di semester I tahun ini. Akan tetapi, Bahlil menyebut bahwa masih ada peluang di balik kendala yang disebabkan oleh virus ini.
Baca Juga: Penerbangan Bali-China ditutup akibat corona, AP I estimasi kerugian Rp 48 miliar
"Harus ada solusi. BKPM ini kan sales negara, marketing negara. Kalau investasi dari China menurun, BKPM cari tempat lain. Promosi," kata Bahlil pada Jumat (6/3) di Jakarta.
Dari hasil promosi yang dilakukan oleh BKPM, Bahlil menyebut saat ini sudah ada beberapa investor yang mengatakan tertarik untuk menanamkan modal. Bahkan, ada salah satu yang paling besar adalah satu perusahaan dari Asia yang tertarik untuk membangun smelter dengan nilai investasi mencapai US$ 3 miliar - US$ 4 miliar.
Lebih lanjut, Bahlil juga mengatakan bahwa saat ini BKPM berusaha menarik investasi dari negara-negara lain yang berpotensi memberi foreign direct investment (FDI), seperti negara-negara di Eropa, Timur Tengah, Korea, Jepang, dan Singapura.
Baca Juga: Setelah konfirmasi dua kasus baru, Pemerintah masih isolasi 11 suspect virus corona
Meski negara-negara tersebut juga berpotensi memiliki kasus virus corona, Bahlil mengatakan pihaknya tidak khawatir. Pasalnya, negara-negara tersebut tidak seperti negara China yang langsung melakukan isolasi besar-besaran.
Negara-negara itu hanya mengunci wilayah-wilayah tertentu sehingga aktivitas masih tetap berjalan dan tentunya tidak menurunkan minat investasi ke negara lain.
Selain ke negara-negara lain, BKPM rupanya juga membidik para investor dalam negeri.
Baca Juga: Tangkis kerugian, Angkasa Pura I genjot bisnis non penerbangan
Menurutnya, investasi dalam negeri masih tetap berpotensi seiring dengan membaiknya optimisme investor domestik terhadap kondisi saat ini.
Untuk selanjutnya, BKPM optimis Indonesia masih memiliki cukup waktu untuk mengejar ketertinggalan investasi pada Januari dan Februari. Namun, sebagai catatan, ini dengan asumsi wabah ini bisa selesai pada bulan Maret atau April.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News