Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menilai, akuisisi Bank Tabungan Negara (BTN) oleh Bank Mandiri sebagai sesuatu hal yang positif.
Pemerintah Indonesia memberikan perhatian bagaimana kesiapan Indoneisa di kancah regional dan internasional memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Kepala BKPM Mahendra Siregar mengatakan Indonesia harus memiliki bank bertaraf internasional. "Kita tahu perkembangan bank nasional kita cepat, tapi kurang cepat untuk sampai ke tingkat internasional," ujar Mahendra di Jakarta, Rabu (23/4).
Dengan adanya bank bertaraf internasional maka Indonesia bisa ikut menentukan arah dari integrasi ekonomi di kawasan ASEAN. Kalau tidak, Indonesia hanya menjadi penonton saja dan membiarkan bank-bank lain menjadi penentu kebijakan.
Maka dari itu, Mantan Wakil Menteri Keuangan ini berpandangan bahwa proses akuisisi ini harus dibuat lebih baik dan lebih rapih dengan melibatkan seluruh stakeholder. Proses ini pun harus didukung seluruh pihak.
Sebagai informasi, Indonesia akan menghadapi era ekonomi bebas MEA pada tahun 2015. Untuk sektor keuangan sendiri dimulai per 1 Januari 2020.
Negara tetangga sudah memiliki bank BUMN tersohor, contohnya DBS Group Holding. Perbankan milik Singapura ni merajai perbankan ASEAN dengan aset sebesar US$ 318,4 miliar.
Indonesia sendiri, dari daftar 15 bank terbesar hanya Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang mewakili pemerintah. Untuk bisa bersaing di ASEAN, Kementerian BUMN pun tancap gas menyusun roadmap konsolidasi keuangan bank. Hitungan Kementerian BUMN, konsolidasi Mandiri dan BTN menghasilkan aset Rp 850 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News