kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BKF: Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 berpotensi masuk ke skenario sangat berat


Rabu, 17 Juni 2020 / 15:34 WIB
BKF: Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 berpotensi masuk ke skenario sangat berat
ILUSTRASI. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenekeu Febrio Nathan Kacaribu


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Badan Kebijakan Fiskal  (BKF) Kementerian Keuangan menyebut,  pertumbuhan ekonomi tahun ini akan  berat.

BKF bahkan menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam bergerak dari skenario berat menuju skenario sangat berat pada tahun 2020 ini.  Adalah dampak pandemi corona atau Covid-19 yang telah memukul seluruh aspek membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sangat berat. 

Kepala BKF Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan,  pemerintah punya dua skenario pertumbuhan ekonomi 2020. 
Pertama, skenario berat pertumbuhan ekonomi kita hanya  akan tumbuh 2,3% di tahun ini. 

Kedua, skenario sangat berat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kontraksi minus 0,4 persen sepanjang tahun.

Melihat realisasi kinerja ekonomi kuartal I 2020, BKF memprediksi laju ekonomi masih akan tertekan sepanjang tahun ini.

Sebagai gambaran, pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020 hanya 2,97%. “Ini menunjukkan koreksi aktivitas ekonomi yang cukup tajam. Ini mengindikasikan tekanan lebih berat akan dialami sepanjang 2020, artinya kita belum selesai. Pertumbuhan ekonomi terancam bergerak dari skenario berat yang tadi 2,3% menuju skenario sangat berat minus 0,4 persen," paparnya, Rabu (17/6).

Kata dia, butuh upaya luar biasa (extraordinary) pemerintah untuk mengantisipasi kondisi tersebut. Pemerintah saat ini  telah melakukan realokasi dan refocusing anggaran pada tiga hal, yaitu kesehatan, jaringan pengaman sosial, dan bantuan untuk dunia usaha guna menahan kejatuhan ekonomi.

"Untuk itu langkah kebijakan penanganan Covid-19 dan dampak sosial ekonomi harus diperkuat dan dilaksanakan efektif agar pemburukan lebih lanjut bisa diminimalkan," ujar dia.

Pemerintah mengalokasikan anggaran penanganan covid-19 sebesar Rp 695,2 triliun. Angka itu naik dari usulan semula Rp 405,1 triliun pada Maret. Angka ini bahkan masih akan terus bergerak berdasarkan kebutuhan untuk masing-masing sektor.

Setali tiga uang, Menteri Keuangan Sri Mulyani  sebelumnya juga mengatakan, pertumbuhan ekonomi kuartal dua tahun  ini bisa minus 3,1%. Pertumbuhan ekonomi yang negatif  merupakan efek dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berlaku di banyak daerah. Dampaknya, ini membuat ekonomi nasional terkontraksi.

Meski begitu, Ani panggilan karib Menkeu, pertumbuhan akan mulai nampak di kuartal III dan IV tahun.  Pada kuartal III, kata Menkeu, pertumbuhan ekonomi bisa kembali positif,  mendekati nol persen. Dengan begitu, Indonesia bisa terhindar dari resesi ekonomi.
.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×