Reporter: Adi Wikanto, Asep Munazat Zatnika | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Seperti diperkirakan, angka inflasi Januari 2014 melambung mencapai 1,07%, lebih besar dibandingkan dengan periode sama tahun lalu hanya 1,03%. Data resmi ini sesuai hasil perkiraan KONTAN (edisi 3 Feb 2014), yakni berkisar 0,9%-1,1%. Meskipun terjadi inflasi yang tinggi, para ekonom berharap Bank Indonesia (BI) tidak menaikkan suku bunga acuan atau BI rate untuk menjinakkan kenaikan indeks harga konsumen.
Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistyaningsih bilang tren inflasi masih cukup aman dan sesuai perkiraan banyak pihak. Oleh karena itu, BI tidak perlu mengeluarkan kebijakan khusus. Apalagi, penyebab inflasi adalah adanya gangguan cuaca dan bencana alam yang menyebabkan harga-harga bahan makanan naik.
Ya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin, mengumumkan, bahan makanan menjadi penyumbang terbesar dalam inflasi kali ini, yakni sebesar 0,56%. Kenaikan harga terjadi antara lain pada daging ayam ras, sayuran, telur ayam ras, susu, daging sapi, minyak goreng, hingga buah-buahan.
Penyumbang terbesar kedua adalah sektor perumahan, air, listrik, gas, dan bakar yang mencapai 0,25%. Hal itu merupakan imbas kebijakan PT Pertamina yang menaikkan harga gas elpiji 12 kg sekitar Rp 3.950 per kg meskipun seminggu kemudian dikurangi hanya menjadi naik Rp 1.000 per kg. "Kini tugasnya pemerintah untuk mengendalikan inflasi, bukan dengan kenaikan BI rate," kata Lana, Senin (3/2).
Pemerintah harus mencegah inflasi kembali melambung pada bulan ini dengan cara menjaga pasokan bahan pangan. Jalur distribusi yang selama ini tersendat karena cuaca buruk, harus lebih lancar. "Segera perbaiki jalan yang rusak," tandas Lana.
Selain masalah pasokan, pemerintah juga harus menghindari masalah-masalah yang bisa membuat harga pangan bergejolak, seperti kasus impor beras dari Vietnam. Jika penanganan kasus beras Vietnam tidak tepat bisa berdampak pada gejolak harga beras.
Berkaca pada kasus impor sapi tahun 2013, yang menyebabkan harga daging bergejolak. Saat itu pemerintah mengeluarkan perubahan kebijakan soal importasi daging sapi yang tidak tepat, sehingga membuat harga berpengaruh cukup signifikan.
Ekonom Bank Danamon, Dian Ayu Yustina melihat, lonjakan inflasi pada awal tahun adalah wajar. Biasanya, banyak pengusaha menaikkan bandrol penjualan. Salah satunya di sektor perumahan yang jadi penyumbang inflasi terbesar kedua, tarif hotel hingga sewa kamar kos/kontrakan mulai naik pada awal tahun.
Oleh karena itu, tidak perlu khawatir dengan lonjakan inflasi musiman di awal tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News