Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingginya surplus neraca perdagangan Indonesia di kuartal III-2017 mendorong perbaikan defisit transaksi atau current account deficit (CAD) berjalan pada periode tersebut. Bank Indonesia (BI) memperkirakan, CAD periode Juli-September 2017 lebih baik dibanding tiga bulan sebelumnya.
Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo mengatakan, sejak awal tahun, nilai ekspor Indonesia selalu lebih tinggi dari nilai impornya. Khususnya ekspor nonmigas.
Hal itu menyebabkan neraca perdagangan yang hampir selalu mencatat surplus besar. Kecuali di Juli 2017 defisit sebesar US$ 274,4 juta.
"Kalau bicara ekspor, pengaruhnya dari harga komoditi. Dampak dari harganya signifikan," kata Dody, Kamis (20/10).
Catatan Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan di kuartal III 2017 mencapai US$ 3,21 miliar, tumbuh 9,56% year on year (yoy). Ini lebih rendah dibanding kuartal I dan II 2017 yang masing-masing sebesar US$ 4,09 miliar dan US$ 3,58 miliar.
Di sisi lain, defisit neraca pendapatan primer diperkirakan membaik karena musim pembayaran dividen ke luar negeri sudah lewat. Pembayaran dividen, biasanya dilakukan di kuartal kedua setiap tahun.
Hal itu yang mendorong defisit transaksi berjalan kuartal ketiga membaik. Dody bilang, bank sentral memproyeksi CAD kuartal ketiga tahun ini sebesar 1,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB), jauh lebih baik dibanding kuartal kedua yang sebesar US$ 2,25% dari PDB atau US$ 5,2 miliar.
"Untuk keseluruhan tahun 2017, CAD akan lebih rendah dari perkiraan semula. CAD diperkirakan di bawah 2% dari PDB," tambah dia.
Sayangnya Dody enggan menyebutkan angkanya lebih rinci. Sementara itu, sebelumnya BI memproyeksi CAD tahun ini akan berada di kisaran 1,5%-2% dari PDB.
Dody melanjutkan, defisit pada transaksi berjalan tersebut akan diimbangi oleh surplus pada transaksi modal dan finansial, khususnya dari investasi asing langsung (foreign direct investment atau FDI) kuartal ketiga yang diperkirakan realisasinya lebih tinggi.
Dody bilang, hal itu terkait dengan masuknya investasi asing ke sektor usaha e-commerce ke dalam negri. "Dengan cadangan devisa yang lebih tinggi, total antara defisit transaksi berjalan dan surplus transaksi modal dan finansial balance," ujar Dody.
Sebelumnya, Gubernur BI Agus Martowardojo juga memproyeksi, surplus transaksi modal dan finansial tahun ini cukup kuat, yang bisa menutup defisit pada transaksi berjalan. Sehingga Neraca Pembayaran Indonesia atau Balance of Payment akhir tahun bisa mencatat surplus besar.
"Over all balance di akhir tahun 2017 yang sebelumnya kami perkirakan positif US$ 9 miliar, itu kami koreksi menjadi positif US$ 11 miliar," kata Agus akhir bulan lalu. Proyeksi itu hampir menyamai surplus NPI di tahun 2016 lalu yang sebesar US$ 12,1 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News