kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

BI proyeksi pertumbuhan ekonomi 5,07%-5,1% pada kuartal dua


Senin, 08 Juli 2019 / 18:34 WIB
BI proyeksi pertumbuhan ekonomi 5,07%-5,1% pada kuartal dua


Reporter: Grace Olivia | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal II-2019 tak setinggi tahun lalu. Perhitungan BI, pertumbuhan ekonomi sepanjang kuartal kedua hanya berkisar 5,07% - 5,1%, atau lebih rendah dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai 5,27%.

Proyeksi tersebut merupakan hasil pemantauan BI terhadap data-data seperti survei penjualan eceran, survei konsumen, survei dunia usaha, dan kinerja ekspor dan impor sepanjang kuartal kedua.

“Pertumbuhan ekonomi secara year-on-year (yoy) itu melandai, masih hampir sama dengan triwulan I-2019,” ujar Perry, Senin (8/7).

Perry mengatakan, perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia akibat mulai terealisasinya dampak perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China, terutama pada sejumlah ekspor komoditas maupun manufaktur.

Meski masih ada sejumlah komoditas yang mencatat ekspor positif seperti batu bara dan kelapa sawit, Perry melihat ekspor lainnya cenderung lemah akibat turunnya permintaan barang-barang dari pasar global.

“Pertumbuhan ekonomi dunia, khususnya AS, cenderung menurun sehingga permintaan barang ekspor, tidak hanya ke Indonesia, tetapi ke seluruh negara, memang menurun. Kecuali sejumlah negara, seperti Vietnam karena dapat memenuhi yang dulu dipasok China ke AS,” tutur Perry.

Pemerintah, lanjutnya, berupaya mengatasi kelesuan ekspor dengan turut memanfaatkana peluang yaitu mengisi pasar yang ditinggalkan China di AS. Namun, Perry menilai, strategi tersebut akan lebih efektif jika Indonesia memperkuat jalinan hubungan bilateral dengan AS.

Trade war bisa memberikan suatu peluang, tidak hanya berdampak negatif. Strateginya kalau dengan AS harus secara bilateral, ketimbang multilateral atau regional trade. Caranya dengan lebih banyak mengirim misi dagang ke AS untuk bisa menjual ke sana,” katanya.

Di sisi lain, Perry optimistis laju pertumbuhan konsumsi masih bagus yaitu di atas 5,1%. Pasalnya, kuartal kedua didukung oleh pola musiman yang berhubungan dengan bulan puasa dan perayaan lebaran, serta pengeluaran terkait pemilihan umum.

“Jadi, konsumsi rumah tangga dan investasi bangunan itu yang menopang pertumbuhan ekonomi triwulan kedua. Investasi bangunan berkaitan dengan berlanjutnya proyek-proyek pembangunan infrastruktur,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×