Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Bank Indonesia memproyeksikan kebutuhan pembiayaan korporasi untuk kuartal I-2024 masih akan kuat meski mengalami perlambatan, dengan perkiraan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 22,1%, lebih rendah daripada kuartal sebelumnya dengan SBT 27,3%.
Kebutuhan pembiayaan korporasi diperkirakan terjadi pada sektor Industri pengolahan, hal ini terutama digunakan untuk mendukung aktivitas operasional dengan porsi pembiayaan sebesar 83,2%, sisanya untuk kebutuhan investasi dengan porsi 26,7%.
Dalam Survei Permintaan dan Penawaran Pinjaman Perbankan, Bank Indonesia menyebut perlambatan kredit perbankan ke sektor korporasi dikarenakan mayoritas dari perusahaan masih memenuhi kebutuhan dananya dari dana sendiri, yakni sebanyak 76,3%, bahkan lebih tinggi dari bulan sebelumnya 74,0%.
Sisanya sebanyak 19,8% dipenuhi melalui pembiayaan yang berasal dari pinjaman utang dari perusahaan induknya, dan hanya 16% yang akan melalui pengajuan kredit perbankan dalam negeri.
Baca Juga: BI: Pinjaman Korporasi Ke Perbankan Mayoritas untuk Operasional dan Bayar Utang
Gubernur BI Perry Warjiyo sebelumnya dalam Rapat Dewan Gubernur BI menyebut realisasi pertumbuhan penyaluran kredit perbankan sesuai dengan target yang diperkirakan sebelumnya, yakni tumbuh double digit sebesar 10,38% secara tahunan atau year on year (YoY) pada tahun 2023 lalu.
Pertumbuhan kredit perbankan tersebut terutama ditopang oleh sisi permintaan di segmen koperasi dan rumah tangga yang positif sepanjang tahun lalu.
Adapun jika melihat dari jenis penggunaannya, kredit investasi dan kredit modal kerja menopang kredit di perbankan dengan masing-masing pertumbuhan sebesar 12,26% YoY dan 10,05% YoY.
Sementara secara sektoral lapangan usaha, kredit perbankan ditopang kinerja sektor pengangkutan jasa, sosial perdagangan, listrik, gas, dan air.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News