kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.179   1,00   0,01%
  • IDX 7.098   1,24   0,02%
  • KOMPAS100 1.062   -0,62   -0,06%
  • LQ45 835   -0,27   -0,03%
  • ISSI 215   0,10   0,04%
  • IDX30 427   -0,19   -0,04%
  • IDXHIDIV20 515   1,35   0,26%
  • IDX80 121   -0,20   -0,17%
  • IDXV30 125   -0,20   -0,16%
  • IDXQ30 142   0,12   0,08%

BI perkirakan inflasi 0,19% di pekan ketiga Februari 2018


Selasa, 27 Februari 2018 / 14:57 WIB
BI perkirakan inflasi 0,19% di pekan ketiga Februari 2018
ILUSTRASI. Cabai rawit


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan BI hingga pekan ketiga Februari 2018, Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi sebesar 0,19% secara month-to-month.

"Saya lihat yang terakhir pekan ketiga itu kira-kira 0,19% untuk month-to-month bulan Februari, yang full month belum keluar," kata Agus usai menghadiri acara High Level Conference Annual Meeting 2018 di Jakarta, Selasa (27/2).

Agus mengatakan, inflasi pada pekan ketiga itu didorong oleh beberapa faktor, khususnya pangan seperti bawang putih, cabai merah. dan beras. Sementara, ada sumber deflasi pada komoditas daging ayam dan telur ayam.

Menurut Agus inflasi yang berasal dari beras sendiri masih menjadi perhatian pemerintah yang utama. Ia pun menyambut baik impor beras apabila suplainya memang tidak mencukupi.

“Tetapi kami meyakini bahwa komitmen dari TPIP ketika bulan lalu melakukan rapat, kami berkomitmen menjaga inflasi volatile food setahun tidak lebih dari 4-5%. Dengan begitu, akan masuk inflasi 3,5% plus minus 1%,” ujar dia.

Soal inflasi, Agus juga mengatakan bahwa selain volatile food, ada pula risiko inflasi yang disebabkan oleh harga minyak yang meningkat.

“Kita melihat harga minyak agak meningkat tapi BBM (bersubsidi) di Indonesia belum disesuaikan. Kalau kami dengar yang terakhir sudah disesuaikan (BBM non-subsidi) tentu ada dampak inflasi,” kata Agus.

Ia menjelaskan, dalam kajian BI pada RDG bulan Februari telah melihat risiko itu. Pihaknya juga melihat tekanan apabila seandainya nilai tukar melemah dan berdampak pada imported inflation.

Agus juga mengatakan, harga minyak dunia yang sebelumnya diperkirakan rata-rata US$ 52 sepanjang tahun 2018 oleh BI sekarang diperkirakan di kisaran US$ 60.

“Harga minyak bisa mempengaruhi, tapi masih dalam range target inflasi yaitu 3,5% plus minus 1%,” ujarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×