kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.894   36,00   0,23%
  • IDX 7.203   61,60   0,86%
  • KOMPAS100 1.107   11,66   1,06%
  • LQ45 878   12,21   1,41%
  • ISSI 221   1,09   0,50%
  • IDX30 449   6,54   1,48%
  • IDXHIDIV20 540   5,97   1,12%
  • IDX80 127   1,46   1,16%
  • IDXV30 135   0,73   0,55%
  • IDXQ30 149   1,79   1,22%

BI pastikan kebijakannya tahun ini pro stabilitas


Rabu, 02 Januari 2019 / 16:22 WIB
BI pastikan kebijakannya tahun ini pro stabilitas
ILUSTRASI. Gubernur BI Perry Warjiyo


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) optimis kebijakan makro ekonomi pada tahun 2019 ini akan pro stabilitas dengan kebijakan pre-emptive dan ahead the curve. Karena itu, BI optimis inflasi bakal terkendala dikisaran  3,5% dan nilai tukar rupiah sesuai asumsi APBN 2019 sebesara R 15.000 per dollar.

Gubernur BK Perry Warjiyo memperkirakan, rupiah akan bergerak stabil  karena didorong faktor eksternal yakni kebijakan The Federal Reserve (The Fed) yang diperkirakan lebih dovish di tahun 2019.  Ia memproyeksikan The Fed hanya menaikkan suku bunga sebanyak dua kali.

Sementara dari sisi internal seperti lain defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) diperkirakan lebih rendah ketimbang 2018. Juga adanya mekanisme pasar valuta asing (valas) seperti spot, swap maupun Domestic Non-deliveable Forward (DNDF). "Nilai tukar depresiasi 5,9%, jauh lebih rendah dari depresiasi India atau pun Brasil, Afrika Selatan, Turki dan Argentina," ungkap Perry di kompleks gedung BI, Rabu (2/1).

CAD diperkirakan lebih rendah dari 2018. Secara keseluruhan BI memprediksi CAD 2018 dikisaran 3%, sedangkan 2019 diperkirakan 2,5% dari produk domestik bruto (PDB).
"Namun pada saat yang sama makroprudensial, pendalaman pasar keuangan, sistem pembayaran, dan ekonomi syariah akan pro pertumbuhan. Kami menempuh kebijakan akomodatif di bidang itu untuk mendorong ekonomi," ungkap Perry.

Oleh karena itu, di makroprudensial BI akan mengkaji relaksasi instrumen untuk mendorong sejumlah sektor seperti pariwisata, ekspor maupun usaha mikro kecil menengah (UMKM). "Juga mendorong perbankan tidak hanya reader funding tapi whole sale funding, pembiayaan tidak hanya kredit tetapi juga obligasi korporasi," tambah dia.

Dengan demikian, BI kembali menegaskan pertumbuhan ekonomi di 219 diperkirakan 5,2%. Lebih tinggi dari perkiraan pertumbuhan ekonomi 2018 yang sebesar 5,1%. "Perlu ditegaskan dalam pertumbuhan ekonomi adalah sumber pertumbuhan ekonomi domestik cukup kuat, baik dari konsumsi atau inflasi," jelas Perry.

Dia memperkirakan konsumsi masih bisa mencapai 5,2%, termasuk dari dampak pemilu. Sedangkan investasi diperkirakan bisa tumbuh 7%. "Permasalahannya adalah net external demand masih negatif," imbuhnya.

Kredit perbankan diperkirakan tumbuh 10-12% di 2019, sedangkan dana pihak ketiga (DPK) dikisaran 8-10% pertumbuhannya. BI mengatakan akan terus berkomitmen menjaga likuiditas perbankan cukup untuk menyalurkan kredit membiayai perekonomian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×