Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 tetap baik, didukung oleh permintaan domestik.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan didorong oleh realisasi investasi yang tetap kuat, khususnya investasi bangunan sejalan dengan penyelesaian berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Konsumsi rumah tangga, khususnya kelas menengah ke atas, tetap terjaga,” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (16/10).
Adapun faktor pendorong lain pertumbuhan ekonomi RI adalah, ekspor nonmigas tumbuh positif di tengah perlambatan ekonomi global dan penurunan harga komoditas.
Baca Juga: Pertahankan Suku Bunga Di Level 6%, Bos BI Beberkan Alasannya
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekspor non migas pada September 2024 yang mencapai US$ 20,91 miliar atau turun 5,96% bila dibandingkan bulan sebelumnya.
Kemudian akan ditopang oleh lapangan usaha (LU), pertumbuhan ditopang oleh industri pengolahan, konstruksi, dan perdagangan besar dan eceran.
Lebih lanjut, Perry juga optimistis pada kuartal IV 2024, pertumbuhan ekonomi diprakirakan tetap baik ditopang terutama oleh kenaikan investasi dan baiknya konsumsi rumah tangga, serta peningkatan belanja pemerintah pada akhir tahun.
“Secara keseluruhan tahun, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi 2024 berada dalam kisaran 4,7-5,5% dan meningkat pada 2025,” ungkapnya.
Ke depan, Perry menambahkan, berbagai upaya perlu terus ditempuh untuk mendorong pertumbuhan, baik dari sisi permintaan maupun dari sisi penawaran.
Untuk itu, Bank Indonesia memperkuat bauran kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi agar lebih tinggi, bersinergi erat dengan kebijakan stimulus fiskal Pemerintah.
Dari sisi penawaran, kebijakan reformasi struktural perlu terus diperkuat untuk mendorong sektor ekonomi yang dapat menyerap tenaga kerja.
“Upaya tersebut didukung dengan optimalisasi stimulus kebijakan makroprudensial dan akselerasi digitalisasi transaksi pembayaran yang ditempuh Bank Indonesia,” tandasnya.
Baca Juga: Era Suku Bunga Rendah, Prudential Sebut Ini Positif untuk Unitlink Berbasis Obligasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News