kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BI: Kontribusi Pemilu 2014 terhadap ekonomi 0,19%


Kamis, 31 Oktober 2013 / 17:59 WIB
BI: Kontribusi Pemilu 2014 terhadap ekonomi 0,19%
ILUSTRASI. Pekerja konstruksi menyelesaikan pembangunan pusat perbelanjaan di Tangerang Selatan, Minggu (28/3). KONTAN/Carolus Agus Waluyo/28/03/2021.


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Tahun pemilu sudah di depan mata. Perputaran uang pun diprediksi cukup besar seiring para calon legislatif mulai berlomba menduduki kursi empuk di Dewan Perwakilan Rakyat.

Bahkan, dana yang disiapkan tiap calon legislatif tak lagi semurah empat tahun lalu. Dalam hitungan Bank Indonesia (BI), kebutuhan belanja rata-rata dari tiap calon legislatif naik tiga kali lipat dibandingkan dengan pemilu 2009 lalu.

Jika di 2009 lalu, rata-rata calon legislatif harus mengeluarkan kocek sebesar RP 500 juta untuk memperebutkan kursi di Senayan.

Nah, tahun depan, minimal dana yang harus dikeluarkan mencapai Rp 1,8 miliar per orang. Bahkan, angka ini bisa membengkak hingga Rp 2 miliar lebih jika bersaing di wilayah strategis seperti Jakarta.

Meskipun dana yang dibutuhkan semakin besar, namun dalam perhitungan BI, pengaruh pemilu 2014 tidak akan sebesar 2009 lalu.

Alasannya, jumlah peserta calon legislatif tidak sebanyak tahun 2009 dan jumlah partai yang ikut serta dalam pesta demokrasi ini pun tidak sebanyak sebelumnya.

"Jumlah calon legislatif per partai hanya 100% dari jumlah kursi, kalau 2009 kan 120% dari jumlah kursi. Jumlah partai pun berkurang dari 38 plus 6 partai menjadi 12 plus 3," jelas Direktur Kebijakan Moneter BI Juda Agung di Jakarta, Kamis (30/10).

Karena itu kontribusi pemilu 2014 terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia mengecil. Pada 2009, kontribusi pemilu mencapai 0,23%-0,26%, untuk tahun depan hanya 0,13%-0,19%.

BI sendiri memproyeksi, pertumbuhan ekonomi pada 2014 sebesar 5,8% hingga 6,2%. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014 pertumbuhan Indonesia 2014 ditetapkan sebesar 6%.

Dampak belanja pemilu ke pertumbuhan ekonomi

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual sependapat dengan BI. Belanja pemilu akan memberikan kontribusi ke pertumbuhan maksimum 0,2%.

Sebab, pelaksanaan pemilu akan mendongkrak belanja ritel masyarakat seperti pembuatan spanduk dan sablon baju.

Pendapat David diamini Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti. Dia memperkirakan, dampak pemilu terhadap pertumbuhan ekonomi mencapai 0,2%. 

Sementara itu, Ekonom Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih, menilai dampak pemilu tahun depan bisa di atas perkiraan BI.

Alasannya, dana yang dibutuhkan menjadi calon legislatif sudah naik berkali-kali lipat. Selain itu, inflasi pun akan ikut terdorong oleh pesta demokrasi ini.

Tahun depan, Lana memprediksi, inflasi Indonesia ada di kisaran 5,5%-6%. Angka ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi BI yang 4,5% plus minus 1%.

Ada banyak faktor yang ikut mendongkrak inflasi tidak akan serendah proyeksi BI. "Pemilu memberi efek tapi kecil, yang besar itu adalah kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan upah minimum provinsi (UMP)," jelasnya.

Soal inflasi, David berpendapat, biasanya dana pemilu diterima oleh masyarakat menengah bawah. Sebagian besar dana itu pada akhirnya akan langsung dibelanjakan ke produk makanan. "Jadi, tekanan ke inflasi bisa 0,3%," ujar David.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×