kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,05   12,74   1.40%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI: Hedging positif redam risiko utang swasta


Jumat, 20 Juni 2014 / 15:40 WIB
BI: Hedging positif redam risiko utang swasta
ILUSTRASI. Dalam kepercayaan Tiongkok, ada beberapa angka keberuntungan yang mengandung arti baik, begitu pula angka kesialan/angka sial (dok/Lifestyle Asia Hongkong)


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Fransiska Firlana

BI: Upaya Hedging Positif Redam Risiko Utang Swasta

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyambut baik upaya transaksi lindung nilai (hedging) yang hendak diupayakan pemerintah untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hedging menjadi instrumen yang baik untuk mengurangi risiko selisih kurs utang luar negeri swasta yang saat ini kian membengkak jumlahnya.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan selama ini kendala hedging bagi BUMN adalah apabila mereka melakukan hedging bisa dianggap sebagai suatu transaksi yang bisa merugikan negara. Dengan adanya kesepakatan antara pemerintah tersebut, maka sudah ada konfirmasi dari auditor dan penegak hukum bahwa hedging sebagai biaya untuk lindung nilai dan bukan kerugian negara.

"Hedging adalah cara yang efektif untuk lakukan lindung nilai," ujar Agus, Jumat (20/6). Dirinya menjelaskan, secara umum di Indonesia transaksi di pasar valuta asing (valas) adalah spot dan keseluruhan transaksi spot mencapai 70%.

Bila dibanding dengan negara-negara lainnya, transaksi swap hedging sudah lebih besar daripada spot. Padahal, transaksi swap hedging adalah instrumen yang baik karena si debitur atau nasabah sudah mempunyai kontrak dolar dengan level tertentu.

Karena itu, BI menghimbau korporasi termasuk BUMN untuk bisa mengelola risiko nilai tukar dengan baik. Tentu pengelolaan risiko ini dijalankan dengan menggunakan transaksi swap hedging.

Data BI per April 2014 mencatat nilai total utang BUMN sebesar US$ 47,13 juta. Utang BUMN merupakan bagian dari utang swasta. Utang swasta April mencapai US$ 145,63 miliar. Ini berarti utang BUMN adalah 32,36% dari utang swasta.

Mantan Menteri Keuangan ini sebelumnya pernah menjelaskan yang perlu diwaspadai dari utang swasta adalah apabila penarikan pinjamannya ternyata bukan untuk ekspor dan untuk utang korporasi. Korporasi di sini bisa BUMN ataupun perusahaan korporasi biasa yang tujuan pengembangan usahanya di dalam negeri.

Korporasi yang berorientasi pada pasar dalam negeri dan penerimaannya dalam rupiah, seharusnya fokus saja pada bidang usahanya dan tidak boleh mencari keuntungan dari selisih nilai tukar. Selisih nilai tukar akan mendatangkan risiko kelebihan bayar utang dan BI dalam hal ini sudah melihat beberapa BUMN dan perusahaan yang mengalami kerugian besar akibat nilai tukar tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×