kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI: defisit transaksi lebih dari 3% PDB


Senin, 09 September 2013 / 08:24 WIB
BI: defisit transaksi lebih dari 3% PDB
ILUSTRASI. Pertemuan 'Trade, Industry, and Investment Working Group (TIIWG) G20 di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Rabu (30/3/2022).


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Episentrum gejolak ekonomi Indonesia masih akan berasal dari lebarnya defisit neraca transaksi berjalan Indonesia. Bank Indonesia (BI) dalam proyeksi terbarunya mengatakan neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) sampai akhir tahun ini  akan berada di atas 3% dari produk domestik bruto (PDB).


Prediksi itu jauh lebih besar ketimbang proyeksi awal BI yang menyebut CAD sampai akhir 2013 bisa di bawah 3%. Perkiraan awal BI didasarkan pada asumsi bahwa defisit  pada kuartal III 2013 pada kisaran 2,7%. "Secara keseluruhan ada di 3%," kata Perry Warjiyo, Deputi Gubernur BI di Jakarta, akhir pekan lalu.


Namun melihat kenyataan bahwa defisit transaksi berjalan kuartal III-2013 sebesar 3,4%, BI kemudian merevisi proyeksi sampai akhir tahun. Pada kuartal III-2013, defisit lebih rendah dibanding pada kuartal II 2013 realisasi CAD mencapai US$ 9,8 miliar atau setara 4,4% PDB Indonesia.


BI memperkirakan defisit transaksi berjalan keseluruhan 2013 masih akan tinggi, melihat tingginya resiko ekonomi terkait impor migas dan belum bisa diandalkannya kinerja ekspor. Impor bahan bakar minyak (BBM) juga masih tinggi seiring dengan makin tipisnya produksi dalam negeri. Itu terlihat dari nilai impor migas Juli 2013 yang membuat defisit neraca perdagangan mencapai US$ 2,5 miliar.


Walau begitu, BI masih yakin defisit transaksi berjalan ada di kisaran 3%, atau lebih baik dibanding tiga kuartal pertama. Hal itu didorong oleh surplus neraca modal dan finansial. "Terlihat di sepanjang Juli 2013 sudah ada capital reversal dari surat utang," kata Perry.


 Selain itu kenaikan suku bunga acuan atau BI rate selama tiga bulan terakhir sebanyak 125 basis poin juga akan menjadi pendorong kembalinya investor portofolio masuk ke Indonesia. Kurs rupiah yang makin lemah diharapkan mampu mengerem impor barang karena harga jual di dalam negeri makin mahal.


Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, pemerintah akan menjaga defisit transaksi berjalan di posisi 3% dari PDB. "Angka itu sudah jauh lebih baik dibanding kuartal II-2013," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×