Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Nilai mata uang garuda terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan akhir-akhir ini. Bank Indonesia (BI) melihat dampak penguatan rupiah terhadap kondisi neraca dagang tidak bisa dilihat sekarang ini.
"Kita mesti lihat dampaknya ke 3 sampai 6 bulan akan datang," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo yang dijumpai di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta, Rabu (12/3).
Rupiah yang menguat tentu membuat impor akan kembali aktif. Agus melihat, defisit neraca dagang Januari yang mencapai US$ 430,6 juta bersifat sementara karena musiman.
Dirinya berharap pada data neraca dagang Februari dan Maret 2014 akan menunjukkan perbaikan. Menurut Agus, rupiah yang menguat mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia. Penguatan yang terjadi di dalam negeri menyebabkan arus modal asing banyak masuk. "Kita mengikuti sampai minggu pertama Maret, income dana Rp 38 triliun," tandas Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News