kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Besok, keputusan Bandara Sentani kembali dibuka untuk penerbangan orang


Selasa, 02 Juni 2020 / 18:16 WIB
Besok, keputusan Bandara Sentani kembali dibuka untuk penerbangan orang
ILUSTRASI. Pemerintah Kabupaten Garut memfasilitasi pemulangan sejumlah warga asal Garut yang tertahan di Papua akibat terdampak kebijakan PSBB


Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Dadan M. Ramdan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bandara Sentani merupakan pintu masuk utama ke Papua. Bandara ini ditutup sejak 26 Maret 2020 lalu, untuk mencegah penyebaran virus corona di wilayah itu. Kebijakan itu merupakan keputusan bersama antara Forkompinda Provinsi Papua dengan bupati dan wali kota se-Papua. Rencananya, Bandara Sentani akan dibuka kembali untuk penerbangan sipil atau penumpang pada Kamis (4/ 6) mendatang.

Selama penutupan tersebut, hanya angkutan barang yang mengangkut logistik, pengangkutan pasien dalam keadaan emergency, yang diperbolehkan. Awaluddin, Corporate Communication Senior Manager PT Angkasa Pura I (Persero) mengatakan, larangan penerbangan orang di Bandara Sentani berlaku sampai 4 Juni 2020. Namun demikian, untuk kepastiannya masih menunggu kebijakan dari pihak otiritas termasuk Pemda Papua.

"Berdasarkan informasi dari tim humas DDJ, rencananya besok Rabu (3/6) ada rapat antara Forkompinda Provinsi Papua dan dihadiri juga GM Sentani. Jadi besok baru akan diputuskan," katanya kepada KONTAN, Selasa (2/6). Menurut dia, pihak AP I dan Bandara Sentani mengikuti pada kebijakan Pemerintah Provinsi Papua, terkait operasional bandara pada masa pandemi Copid-19.

Berdasarkan data Satgas Penanganan dan Pencegahan Covid-19 Provinsi Papua, per Senin (1/6), kasus positif Covid-19 yang dirawat sebanyak 571 orang, sembuh 232 orang dan meninggal 12 orang.

Sementara Kepala Staf Kodim 0611 Garut, Mayor Inf Hamzah Budi Susanto kembali menegaskan bahwa Pemda Garut siap memfasilitasi pemulangan warga yang terdampar di Papua dan tidak bisa pulang akibat kebijakan pembatasan berskala besar (PSBB), sehingga berdampak pada penutupan Bandara Sentani untuk penerbangan angkutan orang. "Hari ini ada pertemuan dengan pak Bupati Garut Rudy Gunawan. Beliau menyampaikan akan menanggung biaya transportasi pemulangan tersebut," katanya.

Menurut Hamzah, Forkompinda Garut bakal terus melakukan yang terbaik untuk memfasilitasi kepulangan warga Garut dari Papua, yang sudah tertahan lebih dari dua bulan. Sehingga, mereka bisa kembali ke tengah-tengah kelurga. "Kami berharap bisa segera pulang," ujarnya.

Asep Koswara, salah seorang warga asal Garut yang sudah dua bulan lebih tertahan di Papua mengaku senang dengan kabar akan beroperasinya kembali Bandara Sentani untuk penerbangan orang. "Saya dan yang lainnya ingin segera pulang. Kami juga terus berkoordinasi dengan pihak Pemda Garut terkait rencana pemulangannya. Alhamdulillah, pak Bupati siap membantu," jelas dia.

Sebelumnya, Asep bersama empat warga Garut berangkat ke Papua pada 2 Maret 2020 lalu, untuk mengerjakan pembangunan kandang ayam petelur. Pekerjaan borongan tersebut selesai dalam waktu 50 hari berikutnya. Nahas, ketika hendak pulang ke Jawa, bandara di Papu tutup menyusul pemberlakuan lockdown seiring merebaknya penularan virus corona. Hingga saat ini, Pemda Papua masih menutup akses bandara untuk penebangan sipil.

Selama tertahan di Papua, Asep dan rekannya bertahan hidup dengan sisa uang hasil pekerjaan tersebut. Namun, lama-kelamaan bekal terus menipis karena belum mendapat bantuan sosial. "Sekarang, bantuan sudah ada salah satunya dari Paguyuban Sunda di Papua," ungkap Asep.

Humas Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Garut, H Muksin mengatakan, pihaknya telah menjalin komunikasi dengan warga Garut yang hingga saat ini sudah terdata sebanyak 19 orang. Adapun Pemkab Garut menyatakan siap memfasilitasi semua keperluan dan kebutuhan untuk pemulangan warga tersebut. "Kami telah menjalin komunikasi dengan warga Garut yang ada di Papua yang dikoordinasikan oleh pak Asep Kuswara. Untuk sementara kami sudah menerima data orang Garut di Papua sebanyak 19 orang. Kami juga terus memantau kondisi mereka melalui pak Asep agar segera menginformasikan jika bandara dibuka dan mereka sudah bisa meninggalkan Papua," katanya kepada KONTAN, Minggu (1/6/2020).

Muksin menjelaskan, Pemkab Garut yang dikoordinasikan oleh Dinas Sosial sudah menyiapkan anggaran untuk keperluan tiket pesawat dan transportasi dari bandara ke rumah masing-masing. "Intinya saat ini kami menunggu kondisi di Papua apabila sudah siap untuk kepulangan pak Asep dkk, maka akan kami tindaklanjuti agar dapat berjalan sebagaimana mestinya," janji dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×