Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menuturkan pengawalan pengadaan vaksin Covid-19 selama ini dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Satgas Covid-19 memastikan bahwa BPOM terus melakukan evaluasi terhadap protokol uji klinik yang dilakukan dan tentunya inspeksi terhadap pelaksanaan uji klinik tersebut.
Upaya tersebut guna memastikan keamanan dan efektivitas vaksin corona tersebut tercapai. Tak hanya itu, persyaratan mutu produk melalui sertifikasi cara pembuatan obat yang baik (CPOB), sarana produksi dari vaksin dan juga proses filling dan finishing produk itu juga pastinya diperhatikan. Hingga nantinya diharapkan dapat diterbitkan izin edar obat.
"Sejauh ini, memang belum ada laporan terkait dengan efek samping yang diterima oleh relawan dalam uji klinik dari vaksin tersebut," jelas Wiku dalam konferensi pers virtual di Gedung BNPB pada Kamis (15/10).
Saat ini, terdapat beberapa jenis vaksin yang sedang disiapkan oleh pemerintah yaitu dari vaksin dari Sinovac, Sinopharm, Cansino, Astra-Zeneca dan juga Genexine.
Baca Juga: Benarkah setelah sembuh dari Covid-19 bisa kebal virus corona? Ini kata medis
Soal kekhawatiran masyarakat akan keamanan vaksin, Wiku menjelaksan, sebelum vaksin tersebut diproduksi massal sudah terdapat berbagai tahapan yang harus diikuti oleh setiap produsen vaksin.
Tahapan tersebut bertujuan untuk memastikan keamanan pada manusia termasuk menentukan rentang dosis yang aman untuk digunakan. "Keamanan vaksin bagi masyarakat adalah prioritas dan tugas utama pemerintah," tegas Wiku.
Direktur Registrasi Obat BPOM Lucia Rizka Andalusia menambahkan, hari ini tim inspektur BPOM bersama tim Kementerian Kesehatan, LPPOM MUI, dan PT Bio Farma melakukan inspeksi cara pembuatan obat yang baik (CPOB) ke fasilitas produksi vaksin Covid-19 di China. Inspeksi dilakukan ke produsen vaksin yaitu Sinovac, Sinopharm, dan Cansino.
Lucia menekankan, BPOM mengawal pelaksanaan uji klinik vaksin, mulai dari penyusunan protokol uji klinik, pemberian persetujuan pelaksanaan uji klinik sampai pelaksanaan kegiatan uji klinik. Pengawalan pelaksanaan uji klinik dilakukan dengan inspeksi secara berkala untuk melihat pemenuhan kaidah cara uji klinik yang baik dan kesesuaian antara protokol yang disetujui dengan pelaksanaan uji klinik tersebut.
"Sejauh ini dari hasil inspeksi kami tidak ada laporan kejadian efek samping yang serius akibat pemberian vaksin uji tersebut," ungkap Lucia.
Lucia menambahkan, terkait uji klinik vaksin Covid-19 yang dilaksanakan oleh tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran sudah memasuki tahap akhir rekrutmen subjek penelitian. Adapun pada Jumat (16/10), diharapkan total sebanyak 1.620 subjek telah selesai direkrut.
Uji klinik fase III vaksin Covid-19 yang berlangsung di Bandung sudah dimulai sejak 11 Agustus 2020 lalu. Uji klinik juga diklaim telah berjalan sesuai dengan rencana dan diharapkan dapat memberikan hasil yang harapannya dapat membuktikan khasiat dan keamanan dari vaksin tersebut.
Meski pengembangan vaksin terus dilakukan namun masyarakat tetap diminta untuk terus disiplin dalam pelaksanaan protokol kesehatan, utamanya 3M yaitu mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.
"Walaupun vaksin akan dipersiapkan dalam produksi dalam waktu dekat, kita tidak boleh terlena dengan ini. Dalam artian kita harus terus memahami bahwa solusi pengendalian Covid-19 tidak tunggal atau bukan hanya satu. Saat ini yang terbaik yang kita lakukan adalah menegakkan protokol kesehatan," ujar Wiku.
Selanjutnya: Pastikan mutu vaksin, BPOM lakukan inspeksi ke fasilitas produksi vaksin di China
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
