Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menilai penurunan harga minyak dunia akan membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia.
"Dampaknya positif baik dari sisi ekonomi maupun ekonomi moneter," terang Perry pada Rabu (22/4) lewat video conference.
Dari sisi moneter, Indonesia merupakan net importer minyak. Dengan penurunan harga minyak tersebut, pengimpor minyak bisa mendapatkan harga yang murah dan ini tentu akan mengurangi defisit dari neraca dagang minyak.
Baca Juga: Kematian melewati 180.000, WHO: Virus corona akan bersama kita untuk waktu yang lama
Sejalan dengan ini, bank sentral juga yakin bahwa ini mampu membawa angin segar bagi prospek surplus neraca dagang maupun defisit transaksi berjalan atau current accound deficit (CAD).
Akan tetapi, Perry juga tak menampik bahwa ini akan menggerus penerimaan negara. Terutama, dari penerimaan perpajakan. Tapi di sisi baiknya, ia memandang kebutuhan untuk pengeluaran anggaran yang berkaitan dengan subsidi minyak akan turun.
"Nanti kita lihat. Tentu saja Bu Menteri Keuangan yang lebih punya otoritas untuk membicarakan kondisi fiskal. Namun, secara keseluruhan kami melihat bahwa penurunan harga minyak terhadap ekonomi kita dan neraca pembayaran lebih positif," katanya.
Baca Juga: Minyak dunia rata-rata di bawah US$ 20 per barel, mengapa BBM tak kunjung turun?
Seperti yang telah diketahui, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) di New York sempat merosot hingga - US$ 37,63 per barel pada Senin (20/4). Padahal, pada awal tahun minyak WTI ini diperdagangkan lebih dari US$ 60 per barel.
Sementara pada saat ini, data Bloomberg menunjukkan bahwa harga minyak WTI berhasil merangkak naik ke posisi US$ 14,96 per barel pada pukul.
Baca Juga: Duh, banyak perusahaan energi Amerika di jurang kebangkrutan
Hingga saat ini, mengutip data dari Bloomberg, minyak WTI telah berhasil merangkak naik ke posisi US$ 15 per barel pada pukul 15:43.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News