kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Begini Dampak Kemenangan Donald Trump Terhadap Industri Tekstil Indonesia


Jumat, 08 November 2024 / 18:33 WIB
Begini Dampak Kemenangan Donald Trump Terhadap Industri Tekstil Indonesia
ILUSTRASI. Kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat memunculkan kekhawatiran bagi perindustrian Indonesia


Reporter: Whiwid Anjani | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat memunculkan kekhawatiran bagi perindustrian Indonesia terutama industri tekstil.

Direktur Eksekutif Center of Reform Economic (CORE), Mohammad Faisal, mengatakan kebijakan perdagangan yang akan diterapkan Amerika akan memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian dunia, termasuk Indonesia.

“Bahwa kalau kita melihat arah kebijakan dari Trump, memang dia ingin membangun industri domestik Amerika yang salah satu caranya adalah memang menaikkan hambatan perdagangan, terutama tarif,” tutur Faisal kepada Kontan, Jumat (8/11).

Salah satu dampak terbesar yang dirasakan oleh sektor industri tekstil dan produk tekstil, yang menjadi salah satu komoditas utama ekspor Indonesia ke Negeri Paman Sam.

Baca Juga: Elon Musk Prediksi Justin Trudeau Lengser pada Pemilu Kanada Mendatang

Kebijakan tarif tinggi yang diterapkan Amerika, terutama pada Tiongkok dirancang untuk melindungi industri domestik mereka. Namun, kenaikan hambatan perdagangan ini secara tidak langsung memengaruhi industri tekstil di Indonesia.

“Walaupun katakanlah 10% atau tidak sampai 10%, itu artinya besar, terutama karena kita banyak mengendalikan pasar Amerika, terutama untuk industri tekstil dan produk tekstil, ekspor tekstil dan produk tekstil,” ujarnya.

Lebih lanjut, saat ini industri tekstil Indonesia bergantung pada fasilitas Generalized System of Preference (GSP) yang memungkinkan tarif rendah untuk produk-produk dari negara berkembang. Tetapi, jika Indonesia berhasil masuk ke Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), manfaat ini bisa dicabut.

“Apalagi kalau kita mau masuk OECD, ini bisa jadi tidak diteruskan lagi. Nah, dan arah kebijakan Trump juga tidak meneruskan fasilitas apalagi untuk negara yang dianggap sudah tidak least developed countries lagi, bahkan mau masuk OECD,” ungkap Faisal.

Baca Juga: Begini Dampak Kemenangan Donald Trump bagi Perdagangan Indonesia

Di sisi lain, kebijakan Amerika terhadap China dapat menyebabkan meningkatnya ekspor produk tekstil China ke negara-negara alternatif, termasuk Indonesia.

Hal ini diperkirakan akan memicu peningkatan produk impor dari China ke Indonesia, baik secara legal maupun ilegal, yang bisa mengganggu pasar domestik.

“Makin tinggi lagi banjir impornya dan ini akan semakin menekan kinerja dari industri tekstil dan produk tekstil dalam negeri,” tutup Faisal.

Selanjutnya: Pembentukan RUU Komoditas Strategis Harus Dibarengi Pembangunan Ekosistem Industri

Menarik Dibaca: Hujan Petir Terjadi di Banyak Daerah, Ini Prakiraan Cuaca Besok (9/11) di Jawa Tengah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×