Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa waktu lalu, PT Pertamina sudah mengabarkan kepada pemerintah apabila harga premium dan solar tidak naik maka kerugian Pertamina akan terus membengkak. Sebab, harga minyak dunia terus melambung tinggi.
Namun demikian, Kementerian Keuangan (Kemkeu) menilai bahwa Pertamina masih sanggup melaksanakan kewajiban untuk menyediakan BBM yang ditugaskan oleh pemerintah.
“Telah dapat penugasan dari pemerintah menyediakan premium RON 88 tentu pemerintah akan terus berkoordinasi dengan Pertamina, dengan tingkat harga sekian apa yang terjadi? Tapi hingga saat ini kami mengerti Pertamina cukup sehat dan sanggup melaksanakan penugasan itu,” kata kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara di kantornya, Rabu (20/12).
Oleh karena itu, pihaknya optimistis tidak akan terjadi kelangkaan premium ke depannya. “Yang namanya dapat penugasan, dia ditugasi menyediakan, nah konsekuensi-konsekuensinya di Pertamina juga kami mengerti,” ucapnya.
Dengan demikian, menurut Suahasil, pemerintah terus melakukan koordinasi dengan Pertamina terkait harga BBM.
“Nanti ke depannya seperti apa, kami koordinasi, Kemkeu, Kementerian BUMN, ESDM, dan Pertamina,” kata Suahasil.
Menurut laporan keuangan PT Pertamina, pendapatan bulan Januari-September 2017 sebesar US$ 31,38 miliar. Apabila harga premium dan solar naik, pendapatan Pertamina bisa menjadi senilai US$ 32,80 miliar.
Artinya, terdapat potensi pendapatan sebesar US$ 1,9 miliar yang hilang lantaran harga premium dan solar tak naik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News