kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bappenas Siapkan Cara untuk Genjot Ekspor


Jumat, 25 Juni 2010 / 10:19 WIB
Bappenas Siapkan Cara untuk Genjot Ekspor


Sumber: Kontan |

JAKARTA. Ekonomi Indonesia, tampaknya, masih harus mengandalkan konsumsi masyarakat di dalam negeri. Pasalnya, ekspor Indonesia hanya tumbuh 1% dari tahun ke tahun. Makanya, pemerintah mulai membangun fondasi program untuk meningkatkan ekspor.

Direktur Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Adhi Putra Alfian mengungkapkan, pemerintah sudah menetapkan dua cara untuk mengerek ekspor.

Pertama, memperluas akses ekspor Indonesia ke pasar global. Harapannya, barang-barang produksi Indonesia bisa masuk pasar global yang lebih luas dan membuka peluang lebih besar lagi.

Saat ini, eksportir kita masih terpaku menggarap pada pasar tradisional seperti Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan China. "Ke depan, kami mencoba masuk ke pasar Afrika dan Amerika Latin," papar Adhi, Kamis (24/6).

Hingga April 2010, Jepang masih menjadi tujuan utama ekspor non-migas dengan nilai US$ 1,24 miliar, disusul Amerika Serikat US$ 1,06 miliar, dan China US$ 0,93 miliar. Ekspor ke tiga negara itu mencapai 32,81% dari total ekspor. Sementara, ekspor ke 27 negara lain US$ 1,07 miliar.

Kedua, pemerintah akan gencar mempromosikan barang-barang produksi dalam negeri serta membuka peluang asing untuk berinvestasi di Indonesia. Selama ini, ekspor negara kita memang masih berkutat pada komoditas saja. Ke depannya, Adhi bilang, pemerintah akan membuka peluang mengekspor produksi dalam negeri yang berasal dari industri kreatif.

Lead Economist Bank Dunia untuk Indonesia Shubham Chaudhuri menilai, pemerintah memang harus menggencarkan ekspor. Soalnya, laporan perkembangan perekonomian Indonesia pada triwulan pertama tahun ini yang dilansir Bank Dunia menyebutkan, pertumbuhan nilai impor sektor riil makin mendekati ekspor. "Permintaan dalam negeri mendorong peningkatan impor kendaraan, bahan bakar mineral, dan elektronik," ujarnya.

Nilai ekspor Indonesia pada Maret 2010 mencapai US$ 12,63 miliar atau meningkat sebesar 13,11% dibandingkan ekspor Februari 2010. Namun di sisi lain, nilai impor Indonesia pada Maret 2010 mencapai US$ 11,05 miliar atau meningkat 16,32% ketimbang Februari 2010 yang US$ 9,50 miliar.

Shubham memperkirakan, pertumbuhan impor akan meninggalkan ekspor sepanjang 2010 dan 2011. Impor ia perkirakan akan didominasi oleh produk barang dan mesin yang permintaannya akan naik seiring pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×