kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bappenas: Pembangunan pelabuhan Cilamaya kurangi beban Tanjung Priok


Minggu, 20 November 2011 / 20:55 WIB
Bappenas: Pembangunan pelabuhan Cilamaya kurangi beban Tanjung Priok
ILUSTRASI. Karyawan mengamati layar monitor perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Jumat (16/10). ./pho KONTAN/Carolus Agus waluyo/16/10/2020.


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Pelabuhan Tanjung Priok dirasa sudah tidak bisa menampung beban distribusi barang. Oleh karena itu pemerintah kini tengah mematangkan rencana pembangunan Pelabuhan Cilamaya di Karawang, Jawa Barat.

Pelabuhan Cilamaya dipilih karena lokasinya strategis dan terletak dekat dengan sentra-sentra produksi. Dedi Masykur Riyadi, Staf Khusus Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas, mengatakan, pembangunan pelabuhan tersebut menggunakan skema public private partnership (PPP) yang bekerjasama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA).

Seperti diketahui, JICA melakukan kajian guna menetapkan lokasi pembangunan pelabuhan baru yang dirancang untuk menggantikan Tanjung Priok dalam waktu lima tahun ke depan. "Pertimbangan di sana karena banyak industri di Karawang," ujar Dedi akhir pekan ini.

Dedi menjelaskan, pemerintah Jawa Barat mengusulkan pembangunan ini menjadi alternatif masuk dan keluarnya barang ekspor-impor untuk kebutuhan Pulau Jawa, selain Pelabuhan Cirebon dan Tanjung Priok. "Belum ke tahap masterplan. Pilihannya itu apakah mengembangkan pelabuhan di Cirebon yang sudah ada, atau bertahan di Tanjung Priok. Maka mereka menawarkan pembangunan di Cilamaya yang paling memungkinkan," imbuhnya.

Hingga kini belum ada target jumlah investasi. Dengan dibangunnya pelabuhan di Cilamaya, pengiriman barang di kawasan industri bisa dilakukan tanpa melalui jalur Jakarta. Sementara itu, proyek lainnya yang akan dibangun di Jawa Barat adalah Bandara Kertajati, Majalengka, yang saat ini tengah ditawarkan pada investor.

"Tapi investor minta adanya konektivitas infrastruktur jalan tol. Kalau ini sudah terhubung, kemungkinan investor berminat," kata Dedi

Direktur Kerjasama Pemerintah dan Swasta Kementerian PPN/Bappenas Bastary, Pandji Indra, menjelaskan, pemerintah Indonesia dan Jepang memang telah menggagas sebuah masterplan metropolitan priority area (MTA) untuk menjaga pertumbuhan kegiatan ekonomi di sekitar Jakarta.

“MTA itu digagas untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang tinggi di sekitar Jakarta, utamanya mempertahankan investasi Jepang yang ada di sana. Untuk bisa tetap tumbuh, tentu membutuhkan investasi tambahan,” kata Bastari. Total investasi dalam proyek prioritas kawasan metropolitan itu mencapai 2-3 miliar yen.

Dalam gagasan mengenai MTA tersebut, tercetus sekitar 16 proyek yang akan dibangun di sekitar Jakarta, antara lain rencana membangun pelabuhan di Cilamaya (Karawang) dan Bandara Cikarang. “Itu baru sebatas usulan. Karena pemerintah masih menunggu sikap pemerintah daerah Jawa Barat yang sampai saat ini lebih menginginkan pembangunan pelabuhan di Kertajati-Cirebon,” ujarnya.

Selain itu, ada rencana membangun kereta api cepat antara Jakarta-Bandung, yang akan melintasi di Cikarang dan sampai ke Gambir. Setelah itu dihubungkan lagi dengan Bandara Soekarno Hatta (Soeta). “Semua masih dalam feasibility study. Untuk nilai investasi pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung itu ditaksir mencapai Rp 25 triliun,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×