CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Bantuan Pangan Lanjut Sampai Akhir Tahun, Ekonom Wanti-Wanti Soal Efektivitasnya


Selasa, 09 Juli 2024 / 16:35 WIB
Bantuan Pangan Lanjut Sampai Akhir Tahun, Ekonom Wanti-Wanti Soal Efektivitasnya
ILUSTRASI. Pemerintah resmi melanjutkan program bantuan pangan beras, daging ayam dan telur hingga akhir tahun ini.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah resmi melanjutkan program bantuan pangan beras, daging ayam dan telur hingga akhir tahun ini. 

Menteri Keungan Sri Mulyani juga telah menganggarkan dana Rp 11 triliun untuk kelanjutan program bantuan pangan itu. 

Pengamat Pertanian dari Center of Reform on Economics (Core) Eliza Mardian menilai, kelanjutan program bantuan pangan ini harus dipertimbangan kembali dan melihat efektivitas programnya dalam jangka panjang. 

"Anggaran Rp 11 triliun jika dialihkan untuk dana pendidikan atau kesehatan misalnya ini akan lebih produktif ketimbang bansos," jelas Eliza pada Kontan.co.id, Selasa (9/7). 

Baca Juga: Perpanjang Bansos Beras Hingga Desember 2024, Kemenkeu Tambah Anggaran Rp 11 Triliun

Eliza bilang, adanya bansos beras ini membuktikan bahwa pemerintah tidak efektif mengendalikan harga pangan di tengah tergerusnya daya beli masyarakat terutama kalangan bawah.

Selain itu, bantuan pangan juga dinilai tidak cukup efektif untuk menurunkan kemiskinan ekstrem. Menurut Eliza, perlu program jangka panjang untuk menurunkan kemiskinan ekstrem ini.

Misalnya, dengan memperkuat jaring pengaman sosial yang sudah ada dan mengalokasikan anggaran bansos untuk hal-hal produktif yang menunjang usaha masyarakat agar mereka tidak ketergantungan bansos. 

Program riil yang bisa dijalankan antara lain membangun industri kecil untuk hilirisasi produk pangan atau perikanan dan peternakan di desa. Pasalnya, separuh dari rumah tangga miskin itu banyak bekerja di beberapa sektor tersebut. 

Sementara di perkotaan anggaran ini bisa digunakan untuk bantuan usaha dan pelibatan bisnis oleh pemerintah daerah (pemda). 

"Ini multipplier effect-nya akan lebih luas ketimbang memberikan beras saja. Perlu pendekatan kebijakan baru dalam mengurangi kemiskinan," jelas Eliza. 

Baca Juga: Utang Pemerintah Menanjak, DPR RI: Hentikan Proyek Mercusuar

Sebelumnya, sinyal kelanjutan program bantuan pangan ini juga sudah disampaikan langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi).  

"Setelah Juni nanti Agustus, Oktober, Desember. Sampai Desember diteruskan (bantuan pangan)," jelas Jokowi. 

Jokowi juga menyebut stok beras Bulog juga dipastikan cukup untuk menyokong program bantuan pangan ini. 

"Sekarang Bulog memiliki stok 1,7 juta ton," tambahnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×