kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank Indonesia lebih optimistis proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020


Senin, 09 Desember 2019 / 14:45 WIB
Bank Indonesia lebih optimistis proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020
ILUSTRASI. Gedung kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta.


Reporter: Fahriyadi | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -LABUAN BAJO. Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2020 berkisar 5,1% - 5,5%. Adapun proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2019 mencapai 5,1%.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Endy Dwi Tjahjana mengatakan, pertumbuhan ekonomi 2020 sedikit lebih optimis lantaran proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2020 sebesar 3,1% atau lebih tinggi dibanding tahun 2019 yang hanya 3%.

Baca Juga: Rupiah terbakar panasnya perang dagang

"Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) tahun 2020 diproyeksi hanya 2% atau lebih rendah dibandingkan proyeksi tahun ini sekitar 2,3% dan China yang tahun depan diproyeksi 6% atau lebih rendah dibanding proyeksi tahun ini 6,3%. Ini sedikit banyak mempengaruhi ekonomi secara global," ujar Endy dalam diskusi di Ayana Hotel Labuan Bajo, Senin (9/12).

Endy bilang penopang ekonomi tahun depan masih mengandalkan konsumsi rumah tangga. Menurutmya, dengan kondisi ekonomi global dan perang dagamg yang masih terjadi membuat konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah masih jadi andalan.

Ryan Kiryanto, Kepala Ekonom BNI menilai pertumbuhan ekonomi tahun 2020 lebih baik karena berbagai faktor, seperti akan dibuatnya Ombibus Law Cipta Lapangan Kerja dan Ombibus Law Perpajakan.

Menurutnya, meski ekonomi global belum pulih dan perang dagang belum akan selesai, tapi Indonesia tidak akan terdampak bila mampu menjaga dua hal yakni konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah.

Baca Juga: Investor lebih memilih dollar sebagai safe haven, rupiah melemah

"Pertumbuhan ekonomi 5,1% sudah ditangan dari dua faktor ini, tapi bisa lebih baik bila didukung investasi dan ekspor, dan sumber pertumbuhan ekonomi baru lain seperti pariwisata," ujar dia

Tahan konsumsi

Endy bilang pada kuartal IV-2019, konsumsi rumah tangga diprediksi mencapai 5,02% atau naik tipis dibandingkan kuartal III-2019 yang mencapai 5,01%.

Menurutnya, ada perlambatan konsumsi rumah tangga pada kuartal III-2019. Pada kuartal II-2019, konsumsi rumah tangga mencapai 5,17%.

Baca Juga: Luhut: Kemhub tengah selesaikan regulasi drone

Hal ini karena pada segmen masyarakat menengah ke atas konsumsi cenderung turun karena lebih memilih untuk menyimpan uangnya dan akan dikonsumsi pada kuartal IV-2019. Sedangkan untuk masyarakat menengah ke bawah upah cenderung turun seperti nilai tukar petani.

Optimisme bukan hanya dalam pertumbuhan ekonomi, tapi juga dari sisi inflasi.

Endy bilang inflasi pada tahun 2020 diprediksi 3% plus minus 1%. Proyeksi ini karena berkaca dari inflasi tahun ini. Hingga akhir November 2019, inflasi Year to Date (YTD) mencapai 2,37% dan sepanjang tahu 2019 diprediksi hanya 3,1%. Padahal, proyeksi inflasi 2019 sebesar 3,5% plus minus 1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×