kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Bank Dunia prediksi pertumbuhan ekonomi global 2019 hanya 2,9%


Rabu, 09 Januari 2019 / 12:19 WIB
Bank Dunia prediksi pertumbuhan ekonomi global 2019 hanya 2,9%


Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia memprediksi perekonomian global tahun 2019 akan tumbuh lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam laporan Global Economic Prospect 2019, Selasa (8/1), Bank Dunia menaksir pertumbuhan ekonomi global hanya akan mencapai 2,9%, turun dari proyeksi pertumbuhan untuk tahun 2018 sebesar 3%.

Perlambatan ekonomi dunia dinilai sebagai dampak dari aktivitas perdagangan dan manufaktur internasional yang melesu. Sementara, ketegangan perdagangan masih berpotensi meningkat dan perekonomian sejumlah negara berkembang juga tengah mengalami tekanan pasar keuangan yang cukup besar.

"Awal 2018, perekonomian global mencapai puncaknya, namun mulai kehilangan laju sepanjang tahun dan akan makin sulit di tahun mendatang," ujar Kepala Eksekutif (CEO) Bank Dunia Kristalina Georgieva dalam keterangannya, Selasa (8/1).

Pertumbuhan ekonomi negara maju diprediksi jatuh ke level 2% tahun ini. Tahun 2018, pertumbuhan ekonomi negara maju diharapkan masih dapat menyentuh 2,2%.

Sementara, pertumbuhan ekonomi negara berkembang stagnan di level 4,2%, lantaran menghadapi melambatnya permintaan eksternal, meningkatnya biaya pinjaman, dan ketidakpastian kebijakan yang terus-menerus sehinga membebani prospek pertumbuhan.

Bank dunia juga menyoroti aktivitas ekspor impor global yang menurun. Pertumbuhan per kapita di 35% negara berkembang dinilai tidak akan cukup untuk mempersempit kesenjangan pendapatan antara negara maju dan negara berkembang, terutama di negara-negara yang terdampak kerapuhan, konflik, dan kekerasan.

Pengetatan biaya pinjaman yang lebih tajam juga dapat menekan aliran masuk modal dan menyebabkan pertumbuhan ekonomi melambat di banyak negara berkembang. Peningkatan utang publik dan swasta di masa lalu menambah kerentanan terhadap perubahan kondisi keuangan dan sentimen pasar. Tambah lagi, ketegangan perdagangan yang kian intens mengganggu rantai nilai secara global yang berdampak pada melemahnya pertumbuhan.

"Ketika prospek ekonomi global semakin gelap, memperkuat perencanaan kontinjensi, memfasilitasi perdagangan, dan meningkatkan akses ke keuangan akan sangat penting untuk menavigasi ketidakpastian saat ini dan memperkuat pertumbuhan," terang Wakil Presiden Kelompok Bank Dunia untuk Pertumbuhan, Keuangan, dan Lembaga yang Adil Ceyla Pazarbasioglu.

Untuk menjaga momentum, Bank Dunia mendorong negara-negara untuk berinvestasi pada sumber daya manusia, mendorong pertumbuhan inklusif, dan membangun masyarakat yang tangguh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×